Laporkan Masalah

Strategi Pengelolaan Masjid Hidayatullah di Jakarta sebagai Aset Wakaf Bersejarah

Muhammad Haris Arifin, Dr. Mimi Savitri, M.A.

2024 | Tesis | S2 Arkeologi

Masjid Hidayatullah yang berstatus Bangunan Diduga Cagar Budaya sempat mendapat persepsi negatif dari salah seorang akademisi Ekonomi Islam. Persepsi ini menganggap status Cagar Budaya pada aset wakaf sebagai sebuah hambatan karena menghalangi upaya memaksimalkan produktivitas ekonominya. Penelitian ini berupaya menyusun strategi pengelolaan Masjid Hidayatullah yang relevan dengan kehidupan masyarakat serta menyelaraskan upaya pelestarian Warisan Budaya sejalan dengan upaya produktivitas ekonomi. Interaction Field Model digunakan karena model ini mengutamakan interaksi antar partisipan untuk menyatukan kekuatan demi menghasilkan produk yang menjadi solusi atas suatu problematika masyarakat. Interaction Field Model memiliki siklus perkembangan dimulai dari interaksi yang terdiri atas value, meaning dan reciprocity yang membawa velocity sebagai perkembangan dengan tiga efek yakni network effect, virality dan learning. Metode penelitian yang digunakan adalah eksplanatori dengan studi kasus pada pengelolaan Masjid Hidayatullah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid Hidayatullah layak untuk ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Tingkat Provinsi. Terdapat empat problematika berkaitan dengan pengelolaan Masjid Hidayatullah yakni gentrifikasi, ketidakpastian hak milik/guna tanah dan bangunan, kurang memadainya tempat ibadah bagi pekerja, dan persepsi negatif terhadap wakaf konsumtif. Untuk mencapai visi Masjid Hidayatullah sebagai Warisan Budaya yang lestari dan produktif, penelitian ini mengusulkan struktur organisasi yang terdiri atas Dewan Nazir, Ketua Pengurus, Sekretaris, Bendahara dan Divisi Kepengurusan serta Remaja Masjid. Divisi Kepengurusan dibagi menjadi 4 bidang yaitu Hubungan Masyarakat, Keilmuan, Peribadahan, dan UMKM. Seluruh program kerja yang dicanangkan memiliki tujuan untuk menunaikan misi yang telah ditentukan demi tercapainya visi pengelolaan.

Hidayatullah Mosque, which is under consideration to be designated as a Cultural Heritage Building, has received negative feedback from an Islamic Economics scholar who views the Cultural Heritage status of waqf assets as an obstacle, believing it hinders efforts to maximize its economic productivity. This research aims to develop a management strategy for the Hidayatullah Mosque that is relevant to people's lives and aligns efforts to preserve Cultural Heritage with endeavors for economic productivity. Interaction Field Model is used because it prioritizes interaction between participants to unite forces and produce solutions to societal problems. The Interaction Field Model has a development cycle starting by the aspect of interaction, consisting of value, meaning, and reciprocity, which brings velocity as a form of development with three effects: network effect, virality, and learning. The is an explanatory research, with a case study on the management of the Hidayatullah Mosque. The research results show that the Hidayatullah Mosque is worthy of being designated as a Provincial Cultural Heritage Building. There are four problems related to the management of the Hidayatullah Mosque: gentrification, uncertain ownership/use rights of land and buildings, inadequate places of worship for workers, and negative perceptions of consumptive waqf. To achieve the vision of the Hidayatullah Mosque as a sustainable and productive Cultural Heritage, this research proposes an organizational structure consisting of a Nazir Council, Chairman, Secretary, Treasurer, Management Divisions, and Mosque Youth. Management Divisions is divided into four areas: Public Relations, Science, Worship, and MSMEs. All work programs is designed to fulfill the missions to achieve the management vision.

Kata Kunci : Warisan Budaya, strategi pengelolaan, Interaction Field Model, wakaf produktif, aset wakaf

  1. S2-2024-483947-abstract.pdf  
  2. S2-2024-483947-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-483947-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-483947-title.pdf