Laporkan Masalah

Persepsi Pendaki Perempuan Terhadap Label “Maskulin” dan “Media Self-Development” dalam Aktivitas Mendaki Gunung

Alfian Muntahanatul Ulya, Dr. Amelia Maika, S.Sos., M.A.

2023 | Skripsi | Sosiologi

Penelitian ini dimaksudkan untuk menilik bagaimana persepsi para pendaki perempuan mengenai label maskulin yang kerap dilekatkan pada aktivitas pendakian gunung yang didasarkan pada tingkat partisipasi pendaki  kemudian juga berupaya mengungkap stereotipe perempuan yang turut mereproduksi label maskulin dalam pendakian gunung. Di samping itu, penelitian ini mencoba melakukan penelusuran terkait narasi pendakian gunung yang digunakan sebagai sarana self-development melalui serangkaian persiapan dan aktivitas selama perjalanan mendaki gunung. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka informan yang dipilih merupakan para pendaki perempuan yang sudah memiliki pengalaman mendaki gunung lebih dari satu kali. Penelitian ini menggunakan teori maskulinitas hegemonik dari Raewyn Connell dan perkembangan diri (psikoanalisis) Erik H. Erikson sebagai pisau analisis dalam memahami persepsi para pendaki perempuan terhadap fenomena mendaki gunung sebagai aktivitas yang diberi label maskulin dan media pengembangan diri. Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa anggapan maskulin dalam aktivitas mendaki gunung ini tidak lagi relevan, mengingat bahwa tingkat partisipasi pendaki perempuan mengalami peningkatan, serta aspek kekuatan dan ketahanan fisik dalam pendakian yang selama ini dilihat sebagai atribut maskulinitas dapat diupayakan dan tidak lahir secara natural dalam diri laki-laki. Selain itu, penelitian ini turut mengungkap bahwa aktivitas mendaki gunung berkontribusi aktif dalam pembentukan citra dan perkembangan diri pendaki.

This research is intended to look at how female climbers perceive the masculine label that is often attached to mountaineering activities based on the level of participation of climbers and then also seeks to reveal female stereotypes that help reproduce masculine labels in mountaineering. In addition, this research tries to explore the narrative of mountaineering that is used as a means of self-development through a series of preparations and activities during the mountaineering trip. To achieve the research objectives, the informants chosen were female climbers who had more than one mountaineering experience. This study uses Raewyn Connell's theory of hegemonic masculinity and Erik H. Erikson's self-development (psychoanalysis) as an analytical knife in understanding the perceptions of female climbers towards the phenomenon of mountain climbing as an activity that is labeled masculine and a medium for self-development. From the results of the analysis, it was found that the notion of masculinity in mountain climbing is no longer relevant, given that the participation rate of female climbers has increased, and aspects of physical strength and endurance in climbing that have been seen as attributes of masculinity can be pursued and are not naturally born in men. In addition, this study also reveals that mountaineering activities actively contribute to the development of women's masculinity.

Kata Kunci : mendaki gunung, pendaki perempuan, maskulin, citra diri, perkembangan diri

  1. S1-2023-413240-abstract.pdf  
  2. S1-2023-413240-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-413240-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-413240-title.pdf