A Gender-Based Study of Maxim Flouting in The TV Series Wednesday
HINDUN, Dr. Adi Sutrisno, M.A.
2024 | Skripsi | SASTRA INGGRIS
Penelitian ini berfokus pada pelanggaran maksim percakapan yang diucapkan oleh karakter dalam Serial TV Wednesday. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan pelanggaran maksim antara karakter laki-laki dan perempuan dalam serial tersebut. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif berdasarkan teori Prinsip Kerjasama dari Grice (1975), strategi retoris dalam pelanggaran maksim dari Cutting (2002), dan teori gender dari Holmes (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh maksim dilanggar oleh para karakter sebanyak 178 kasus: 105 kasus pelanggaran maksim hubungan (58.98%), 39 kasus maksim kualitas (21.91%), 25 kasus maksim kuantitas (14.06%), dan 9 kasus maksim cara (5.05%). Dalam pelanggaran maksim, para karakter menggunakan beberapa strategi retoris, seperti 105 kasus memberikan pernyataan yang tidak relevan, 8 kasus menggunakan metafora, 6 kasus ironi, 1 kasus olok-olok (banter), 17 kasus sarkasme, 7 kasus hiperbola, 3 kasus memberikan informasi terlalu sedikit, 22 kasus memberikan informasi terlalu banyak, dan 9 kasus ekspresi tidak jelas. Dari segi gender, baik karakter laki-laki maupun perempuan paling banyak melanggar maksim hubungan, yaitu 73 kasus (41.01%) dari berjenis kelamin perempuan dan 32 kasus (17.97%) dari berjenis kelamin laki-laki. Peneliti menemukan bahwa karakter laki-laki dan perempuan cenderung melanggar maksim hubungan karena mereka ingin pendengar berhenti mempertanyakan mereka atau merasa terganggu dengan topik pembicaraan.
This research focuses on flouting the conversational maxims uttered by the characters in the TV Series Wednesday. This research also aims to analyze the differences in maxim flouting between male and female characters in the series. The data were collected by using the observation method. The data were analyzed using a descriptive qualitative method based on Grice’s (1975) theory of the Cooperative Principle, Cutting’s (2002) rhetorical strategies in maxim flouting, and Holmes’ (2013) gender theory. The results indicate that the characters flout all types of maxims with 178 cases: 105 cases of relation maxim (58.98%), 39 cases of quality maxim (21.91%), 25 cases of quantity maxim (14.06%), and 9 cases of manner maxim (5.05%). The characters use several rhetorical strategies in flouting the maxims, such as 105 cases of giving irrelevant statements, 8 cases of using metaphor, 6 cases of irony, 1 case of banter, 17 cases of sarcasm, 7 cases of hyperbole, 3 cases of too little information, 22 cases of too much information, and 9 cases of obscure expressions. In terms of gender, both male and female characters mostly flout the relation maxim, with 73 cases (41.01%) of females and 32 cases (17.97%) of males. The researcher found that both male and female characters frequently flout the relation maxim because they want the hearer to stop questioning them or become annoyed by the subject of the talk.
Kata Kunci : maxims, flouting, Cooperative Principle, pragmatics