Paradoks Humanisme dalam Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19
Nur Endah Januarti, Prof. Dr. Heru Nugroho; Dr. Arie Sujito
2023 | Disertasi | S3 Sosiologi
Pendidikan merupakan proses relasi intersubjektif yang menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. Terjadinya Pandemi Covid-19 mendorong akselerasi pendidikan melalui pembelajaran dalam jaringan (daring) dan menciptakan paradoks penempatan posisi manusia dalam proses pendidikan. Awalnya pembelajaran daring diharapkan menjadi jawaban atas keterbatasan jarak, namun pada kenyataannya justru mereduksi peran dan posisi aktor pembelajaran. Penelitian ini secara kritis bertujuan untuk mencari makna dimensi sosial praktik teknologisasi dalam ekosistem pendidikan di SMA, memahami relasi intersubjektif antara guru dan siswa selama pembelajaran daring, melacak lebih jauh kandungan nilai humanisasi dalam praktik pembelajaran daring baik secara normatif maupun empiris, dan menemukan jawaban kemampuan pembelajaran daring dalam proses memanusiakan manusia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman secara mendalam aktor yang terlibat dalam pembelajaran daring pada berbagai sekolah sebagai unit analisis. Sumber data diperoleh melalui teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan penelusuran jejak digital dengan melibatkan 22 sekolah, 11 orang guru, dan 11 orang siswa. Teknik analisis data menggunakan fenomenologi deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terjadi dilema teknologisasi dan instrumentalisasi pendidikan dalam konteks bencana Pandemi Covid-19. Di satu sisi masyarakat dipaksa untuk menjaga jarak dan menjalankan pembelajaran daring, namun di sisi lain masyarakat dihadapkan pada kenyataan bahwa pembelajaran daring menyebabkan persoalan yakni ketergantungan teknologi, hilangnya esensi pembelajaran, arena pembelajaran penuh imajinasi, dan kegagalan proses institusionalisasi sekolah; (2) Pada proses pembelajaran daring terjadi pelemahan posisi dan peran guru dan siswa yang menghilangkan partisipasi maupun kontrol sehingga membuat pergeseran makna pembelajaran; (3) Munculnya strategi kompromi, negosiasi, dan reartikulasi nilai-nilai humanitas sebagai alternatif untuk mencapai tujuan pembelajaran; (4) Nilai-nilai humanitas dalam pembelajaran daring termanifestasi melalui manusia berteknologi dan manusia berdimensi maya sehingga relasi intensionalitas manusia menjadi semu; (5) Hubungan semu antara guru dan siswa mewujudkan dehumanisasi dalam pembelajaran daring; (6) Pendidikan berteknologi tidak dapat dihindari dan diabaikan karena membawa kemanfaatan dalam hidup manusia sehingga keberadaannya juga perlu untuk disiasati dan disejajarkan agar individu tidak terkubur dalam genggaman teknologi secara menyeluruh.
Education is a process of intersubjective relations that positions humans as the primary subjects in the learning process. The occurrence of the Covid-19 pandemic has accelerated education through online learning and created a paradox in the placement of human beings in the education process. Initially, online learning was expected to address distance limitations, but in reality, it has reduced the roles and positions of learning actors. This research critically aims to explore the meaning of the social dimensions of technological practices in the high school education; understand the intersubjective relationship between teachers and students during online learning; to delve into the content of humanization values in online learning practices, both normatively and empirically; and find answers to the ability of online learning in the process of humanizing individuals.
This study uses a phenomenological approach to delve into the experiences of those involved in online learning in various schools as the unit of analysis. Data sources were obtained through data collection techniques such as in-depth interviews and digital footprint tracing, involving 22 schools, 11 teachers, and 11 students. The data analysis technique used descriptive phenomenology.
The research results indicate that (1) there is a dilemma of technologization and instrumentalization of education in the context of the Covid-19 pandemic. On the one hand, society is forced to maintain distance and conduct online learning, but on the other hand, society is confronted with the reality that online learning causes issues such as technological dependence, the loss of the essence of learning, learning environments devoid of imagination, and the failure of the school institutionalization process; (2) In the online learning process, there is a weakening of the positions and roles of teachers and students, eliminating both participation and control, resulting in a shift in the meaning of learning; (3) Strategies of compromise, negotiation, and rearticulation of humanistic values emerge as alternatives to achieve learning goals; (4) Humanistic values in online learning manifest through technologically-mediated and virtual dimensions of humans, making the intentional relations between humans pseudo; (5) The pseudo-relationship between teachers and students materializes dehumanization in online learning; (6) Technologically-driven education cannot be avoided or ignored because it brings benefits to human life, so its existence also needs to be navigated and aligned to prevent individuals from being buried in technology entirely.
Kata Kunci : pembelajaran daring; relasi intersubjektif; kebertubuhan; humanisme semu; dehumanisasi