Kelayakan Kerja pada Pekerja Penyandang Difabel di Komunitas Difabelzone
Navilia Hanin Pradipta, Danang Arif Darmawan, S.Sos., M.Si
2023 | Skripsi | ILMU SOSIATRI
Berdasarkan realitas yang ada, tindakan diskriminasi kepada penyandang difabel masih menjadi permasalahan sosial krusial. Berbagai stigma negatif yang terbentuk di masyarakat menjadi sebuah tantangan besar bagi para difabel untuk menunjukkan eksistensinya serta mendapatkan hak-haknya secara utuh seperti dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Berdasarkan data dari BPS 2022 telah terjadi penurunan jumlah pekerja difabel di Indonesia sebesar 0,61?ri tahun 2021 yang menunjukkan semakin rendahnya jumlah pekerja difabel di Indonesia. Dengan demikian, untuk mengatasi isu terkait pekerjaan layak bagi difabel perlu adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk bersama-sama memberikan kesempatan dan ruang untuk difabel dapat bekerja seperti melalui Komunitas Difabelzone yang memberikan peluang kerja bagi seluruh penyandang difabel untuk bekerja menjadi pengrajin batik tulis yang berlokasi di Bantul, DIY.
Dalam menganalisis isu terkait permasalahan tersebut, peneliti menggunakan konsep kerja layak dan subjective well-being untuk lebih mendalami terkait kondisi kelayakan kerja pada pekerja difabel di Komunitas Difabelzone. Informan pada penelitian ini berjumlah 9 orang yaitu pekerja difabel, founder, dan volunteer di Komunitas Difabelzone. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua perspektif dalam melihat kelayakan kerja bagi penyandang difabel di Komunitas Difabelzone. Berdasarkan standar kelayakan kerja bagi difabel yang mengacu pada indikator pekerjaan layak dan prinsip CRPD kelayakan kerja difabel belum semuanya terpenuhi. Berdasarkan subjective well-being pekerja difabel telah mampu mendapatkan motivasi, eksistensi, dan kepuasan hidup yang sebelumnya tidak mereka dapatkan. Dapat disimpulkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kerja di Komunitas Difabelzone belum dapat dikatakan layak secara utuh. Meskipun terdapat beberapa aspek dari subjective well-being yang mampu melengkapi adanya kekurangan yang dimiliki oleh komunitas. Namun, beberapa aspek yang belum terpenuhi tersebut merupakan hal penting untuk diberikan guna mencegah adanya tindakan eksploitasi pada pekerja difabel dikemudian hari dengan kerentanan yang mereka miliki.
Based on the reality, discrimination against people with disabilities is still a crucial social problem. Various negative stigmas formed in society are a big challenge for people with disabilities to show their existence and get their full rights, such as getting a decent job. Based on data from BPS 2022, there has been a decrease in the number of disabled workers in Indonesia by 0.61% from 2021, which shows the lower number of disabled workers in Indonesia. Thus, to overcome issues related to decent work for people with disabilities, it is necessary to have awareness from various parties to jointly provide opportunities and space for people with disabilities to work such as through the Difabelzone Community which provides employment opportunities for all people with disabilities to work as hand-written batik craftsmen located in Bantul, Yogyakarta.
In analyzing the issues related to these problems, researchers used the concepts of decent work and subjective well-being to further explore the conditions of work eligibility for disabled workers at Difabelzone Community. The informants in this study amounted to 9 people, namely disabled workers, founders, and volunteers at Difabelzone Community. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The data collection techniques used are observation, interview, and documentation.
The results of this study show that there are two perspectives in seeing the feasibility of work for people with disabilities in Difabelzone Community. Based on the standard of employability for people with disabilities that refers to the indicators of decent work and the principles of CRPD, the employability of people with disabilities has not all been fulfilled. Based on subjective well-being, disabled workers have been able to get motivation, existence, and life satisfaction that they did not get before. It can be concluded that the results of this research show that the working conditions in Difabelzone Community cannot be considered decent as a whole. Although there are several aspects of subjective well-being that are able to complement the shortcomings of the community. However, some aspects that have not been fulfilled are important to provide to prevent exploitation of workers with disabilities in the future with the vulnerability they have.
Kata Kunci : Kelayakan Kerja, Subjective Well-Being, Pekerja DIfabel