Menelisik Keberlanjutan Praktik Meracik Jamu: Studi Kasus Mengenai Pengetahuan Lokal di Dusun Kiringan Bantul
Afiana Muslikhah, Milda Longgeita Br. Pinem, S. Sos., M. A., Ph. D
2023 | Skripsi | ILMU SOSIATRI
Peradaban manusia di bumi merupakan hasil dari kebudayaan yang telah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Kearifan lokal hasil dari kebudayaan masyarakat tradisional memiliki peranan penting dalam sistem kehidupan berkelanjutan. Skripsi ini akan berbicara mengenai praktik keberlanjutan yang dilakukan sekelompok masyarakat dalam mempertahankan sebuah warisan tradisional berupa pengetahuan lokal. Perkembangan modernisasi dan perubahan karakteristik masyarakat tradisional menjadi modern memiliki dampak yang luar biasa terhadap keberlanjutan sebuah kearifan lokal. Jamu tradisional menjadi salah satu contoh nyata kearifan lokal yang saat ini masih dapat bertahan. Kearifan lokal tersebut kemudian diwariskan secara turun-temurun kepada generasi mereka. Penelitian ini berlokus di Dusun Kiringan Bantul sebagai Desa Wisata Jamu yang perkembangannya cukup konsisten, hingga saat ini telah memiliki sekitar 120 orang pengrajin jamu yang masih aktif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terbagi dalam dua kategori: informan utama yang terdiri atas perempuan pengrajin jamu, dan informan pendukung yang terdiri dari perangkat desa, keluarga informan utama, serta pelanggan jamu Kiringan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mempertajam analisis, peneliti melakukan teorisasi dari beberapa konsep diantaranya: konsep modernisasi dan masyarakat modern dari Alex Inkeles serta konsep kearifan lokal sebagai satu kesatuan yang saling memberikan pengaruh terhadap keberlanjutan sebuah kearifan lokal di masyarakat.
Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa keberlanjutan kearifan lokal berupa jamu di Dusun Kiringan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor personal dari pengrajin jamu itu sendiri menjadi dorongan kuat kearifan lokal. Kearifan lokal berupa pengetahuan racikan jamu dijadikan sebagai modal masyarakat dalam meningkatkan ekonomi. Dukungan keluarga, dukungan sosial, dan eksistensi jamu di masyarakat menjadi faktor yang juga penting dalam praktik keberlanjutan mempertahankan kearifan lokal yang ada di Dusun Kiringan. Praktik-praktik berkelanjutan yang dilakukan telah dinegosiasikan dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern agar kearifan tersebut dapat terus berinovasi dan bertahan di tengah modernisasi. Bagian akhir penelitian ini ditutup dengan saran dan rekomendasi.
Human civilization on Earth is the result of the culture that has been taking place since ancestral times. Local wisdom as the traditional society culture has an important role in the sustainable living system. This undergraduate paper will discuss the sustainable practice of society in maintaining the traditional heritage in the form of local wisdom. The development of modernization and the changes in the characteristics of traditional communities become modern ones have a great impact on the sustainability of local wisdom. Traditional jamu is one of the tangible forms of local wisdom that still exists today. This local wisdom is then passed down to the generations. This study is focused at Kiringan Bantul Hamlet as Jamu Tourism Village whose development is quite consistent, that this day already has around 120 active herbalists. There are 11 informants in this study which were divided into two categories: main informants of female herbalists, and supporting informants of village officers, the family of the main informants, and jamu customers at Kiringan. The data collection was done by observation, in-depth interviews, documentation, and literature study. The method used in this study is qualitative with the case study approach. To sharpen the analysis, the researcher used theorization from several concepts, including: the concept of modernization and modern society by Alex Inkeles and the concept of local wisdom as a unity that influences each other on the sustainability of local wisdom in society.
The results of this study show that the sustainability of jamu as local wisdom at Kiringan Hamlet is influenced by several factors. The personal factor from the herbalists themselves becomes the driving force of local wisdom. Local wisdom in the form of jamu concoction is used as the commodity of the community to improve their economy. Family support, social support, and the existence of jamu in the community also become important factors in the sustainability practice to maintain the local wisdom at Kiringan Hamlet. The sustainability practices have been negotiated with the development characteristics of modern society so that this wisdom can continue to innovate and survive amid modernization. The last part of this study is concluded with suggestions and recommendations.
Kata Kunci : Jamu Tradisional, Pengetahuan Lokal, Keberlanjutan, Masyarakat Modern, Dukungan Keluarga, Dukungan Sosial, Dusun Kiringan