Analisis Jaringan Sosial dan Pertarungan Kuasa pada Isu Buruh dan Investasi dalam UU Cipta Kerja di Twittter
Fathin Difa Robbani, Kuskridho Ambardi, MA, Ph.D
2023 | Skripsi | Sosiologi
Dalam konteks digital, khususnya di platform Twitter, studi ini menginvestigasi peran kapital dan pertarungan kuasa dalam pembentukan polarisasi dan posisi aktor sosial dalam perdebatan seputar RUU Cipta Kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor yang mendominasi dalam jaringan topik buruh cenderung berasal dari kelompok yang menentang RUU Cipta Kerja, sementara dalam jaringan topik investasi RUU Cipta Kerja, dominasi antara pendukung dan penentang lebih seimbang. Pentingnya kapital, terutama kapital sosial, dalam menentukan dominasi aktor dalam isu-isu tersebut juga ditegaskan, dengan akun-akun yang mampu menghasilkan konten viral dalam jaringan umumnya memiliki kapital sosial yang signifikan. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa ada keragaman yang signifikan dalam pertarungan kuasa, dengan banyak klaster polarisasi teridentifikasi dalam isu-isu tersebut. Meskipun keragaman tersebut ada, kapital yang besar masih menjadi faktor penentu utama dalam dominasi wacana, mengakibatkan wacana-wacana minor cenderung terpinggirkan. Hasil penelitian ini mendukung relevansi pendekatan teoretis Bourdieu dalam memahami dinamika pertarungan kuasa di media sosial, khususnya Twitter, serta mendorong penelitian lanjutan untuk menyelidiki konteks yang lebih luas dan mendalam terkait wacana di media sosial serta jenis kapital yang memengaruhi dominasi dalam ruang digital ini.
In the digital context, particularly on the Twitter platform, this study investigates the role of capital and power struggles in shaping polarization and the positions of social actors within the debate surrounding the Omnibus Law on Job Creation (RUU Cipta Kerja) in Indonesia. The research findings reveal that actors dominating the discourse on labor-related topics tend to belong to the group opposing the RUU Cipta Kerja, whereas in the discourse related to investment topics within the same legislation, the dominance between supporters and opponents is relatively balanced. The significance of capital, particularly social capital, in determining the dominance of actors in these issues is also underscored, with accounts capable of generating viral content within the network typically possessing substantial social capital. Furthermore, the study unveils significant diversity within the power struggles, as numerous polarization clusters are identified within these issues. Despite this diversity, substantial capital continues to be the primary determinant in dominating the discourse, resulting in a tendency for minor discourses to be marginalized. The research outcomes affirm the relevance of Bourdieu's theoretical framework in comprehending the dynamics of power struggles in social media, specifically Twitter. This study encourages further research to explore broader and more in-depth contexts regarding discourse in social media and the various forms of capital that influence dominance within the digital realm.
Kata Kunci : ocial Capital, Power Struggles, Digital Polarization, Twitter and Omnibus Law on Job Creation (RUU Cipta Kerja), Social Network Analysis