MENYUARAKAN HAM DENGAN MUSIK: Analisis Pandangan dan Peran Efek Rumah Kaca
Teresa Faviani, Evi Lina Sutrisno, S.Psi., M.A., Ph.D.
2023 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Di samping fungsinya sebagai penuturan dari musisinya, musik juga seringkali menjadi pelengkap dalam meramaikan aksi dan gerakan sosial. Salah satu contoh kasus terkait hal tersebut adalah grup musik Efek Rumah Kaca (ERK) yang sering terlibat dalam pengawalan isu-isu hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. ERK menjadi bagian dari gerakan sosial baru (GSB) yang berfokus pada isu HAM di Indonesia melalui karya-karyanya.
Peran dan Pandangan ERK dalam GSB yang berfokus pada isu HAM di Indonesia menjadi fokus dalam penelitian ini. Peran dan pandangan tersebut dianalisis melalui kerangka aksi kolektif serta melihat aspek retorika yang dilakukan ERK lewat lagu-lagunya. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara untuk mengumpulkan data primer dan studi literatur serta pengumpulan data dari media sosial untuk mengumpulkan data sekunder.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ERK bisa menjadi bagian dari GSB karena berangkat dari kesadaran mereka akan hal-hal yang terjadi di sekitarnya, khususnya mengenai keadaan serta permasalahan pelanggaran HAM di Indonesia. ERK memahami bahwa permasalahan mengenai HAM adalah hal yang perlu diperjuangkan dan disuarakan. Sebagai musisi ERK memaksimalkan popularitas dan kemampuannya untuk mengemas pembicaraan seputar kondisi HAM dalam lagu-lagunya. ERK memahami bahwa musik merupakan soft power dan pemahaman ERK tersebut dibenarkan dengan respon pendengar lagunya. Komentar yang muncul dalam video musik atau audio musik ERK di YouTube mayoritas mengapresiasi bahwa lagunya memberi potongan informasi terkait kondisi HAM yang pernah terjadi di masa lampau dan bahkan menjadi pengingat terhadap tragedi HAM yang masih terjadi hingga hari ini.
Apart from its function as a narrative from the musicians, music is often as a complement to enlivening social actions and movements. One example of a case related to this is the music group Efek Rumah Kaca (ERK) which is often involved in accompanying human rights issues in Indonesia. ERK is part of a new social movement which focuses on human rights issues in Indonesia through their works.
ERK's roles and views in the new social movement which focus on human rights issues in Indonesia are the main focus of this research. These roles and views are analyzed through a collective action frames (CAF) and looking at the rhetorical aspects carried out by ERK through their songs. This research was conducted using qualitative methods with a case study approach. The data collection techniques used were interviews to collect primary data and literature studies as well as data collection from social media to collect secondary data.
The results obtained from this research are that ERK can become part of a new social movement because it starts from their awareness of things happening around them, especially regarding the situation and problems of human rights violations in Indonesia. ERK understands that issues regarding human rights are something that needs to be fought for and voiced. As a musician, ERK maximizes their popularity and ability to package discussions about human rights conditions on their songs. ERK understands that music is a soft power and ERK's understanding is justified by the response of listeners of their songs. The majority of comments appearing on ERK's music videos or music audio on YouTube appreciate that the song provides pieces of information regarding human rights conditions that have occurred in the past and is even a reminder of human rights tragedies that are still occurring until today.
Kata Kunci : Musik, Gerakan Sosial Baru, Kerangka Aksi Kolektif, Retorika, Hak Asasi Manusia, Efek Rumah Kaca