Perilaku Harga dan Integrasi Pasar Bawang Merah di Indonesia
Nabilla Affilia Zanda Arifin, Prof.Dr.Ir. Masyhuri; Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, SP, M.Ec
2023 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian
Integrasi pasar
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yang
terjadi di pasar acuan akan menyebabkan terjadinya perubahan harga pada pasar
pengikutnya. Realita menunjukkan bahwa besarnya perubahan harga di tingkat
konsumen tidak diikuti oleh perubahan harga di tingkat produsen maupun grosir
dengan besaran yang sama. Hal tersebut mengindikasikan bahwa informasi harga
belum tersalurkan dengan baik yang berarti tingkat transmisi harga bawang merah
di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku
harga, tingkat integrasi pasar vertikal, dan tingkat integrasi pasar spasial
bawang merah di Indonesia. Metode analisis yang digunakan yaitu kointegrasi
Johansen dan Vector Error Corection Model (VECM). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa fluktuasi harga bawang merah di tingkat produsen, grosir, dan
eceran adalah tinggi. Sedangkan untuk integrasi pasar vertikal menunjukkan
bahwa antara pasar di tingkat produsen, grosir, dan eceran terjadi integrasi
jangka panjang, namun dalam jangka pendek tidak terintegrasi. Kemudian untuk
integrasi pasar spasial bahwa dalam jangka panjang antara pasar-pasar di
Provinsi Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan
Sumatera Utara terjadi integrasi, namun dalam jangka pendek tidak terintegrasi.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diberikan saran bagi Pemerintah
guna memperbaiki integrasi pasar bawang merah di Indonesia, yaitu melalui
perbaikan sistem informasi pasar dan petugas Pelayanan Informasi Pasar, serta
membantu petani melalui kelembagaan pasar.
Market
integration is a measure that shows how far price changes that occur in the
reference market will cause price changes in the follower market. Reality shows
that the magnitude of price changes at the consumer level is not followed by
price changes at the producer and wholesale levels of the same magnitude. This
indicates that price information has not been channeled properly, which means
that the transmission rate of shallot prices in Indonesia is still low. This
study aims to analyze price behavior, the level of vertical market integration,
and the level of spatial market integration of the shallot in Indonesia. The
analytical method used is Johansen cointegration and the Vector Error
Correction Model (VECM). The results showed that fluctuations in shallot prices
at the producer, wholesale and retail levels were high. Meanwhile, vertical
market integration indicates that there is long-term integration between
markets at the producer, wholesale and retail levels, but not in the short
term. Then for spatial market integration that in the long run between markets
in the Provinces of Central Java, DKI Jakarta, South Sumatra, West Sumatra and
North Sumatra there is integration, but in the short term it is not integrated.
Based on the research results above, suggestions can be given to the Government
to improve the shallot market integration in Indonesia, namely through
improving market information systems and Market Information Service officers,
as well as helping farmers through market institutions.
Kata Kunci : perilaku harga, integrasi pasar, bawang merah, VECM