Laporkan Masalah

PRAKTIK MANAJEMEN KEBERSIHAN MENSTRUASI MAHASISWA: Analisis Potong Lintang Peran Fasilitas Higiene Perempuan di Perguruan Tinggi

Xenixia Pratita Reksiwati, Dr. dr. Prima D. Ratrikaningtyas, M.Biotech

2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) di Indonesia masih belum dapat memenuhi standard yang ada. Ketersediaan fasilitas pendukung MKM seperti tempat sampah khusus pembalut, pembalut perempuan, sabun mandi, sabun cuci, obat pereda nyeri, tekanan air yang cukup dan sarana pembungkus pembalut bekas pakai masih belum dapat terpenuhi. Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu universitas dengan program Kampus Berbasis Kesehatan. Oleh karena itu, penyediaan fasilitas kebersihan perempuan di lingkungan universitas sangat diperlukan. Tingkat pengetahuan MKM yang baik tidak dapat sepenuhnya menghasilkan praktik MKM yang baik jika fasilitas pendukung MKM tidak diperhatikan dengan baik.

Metode: Penelitian ini menggunakan rancang penelitian potong lintang dan dianalisa menggunakan regresi logistik. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 151 mahasiswa perempuan UGM.

Hasil: Tidak ada hubungan yang signifikan antara praktik MKM yang baik dengan fasilitas pendukung MKM dalam penelitian ini. Begitu juga dengan variabel lain seperti tingkat pengetahuan, usia, tingkat pendidikan, jurusan, asal daerah, agama, frekuensi mengakses informasi MKM, dan dukungan dari institusi pendidikan. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mengganti pembalut di UGM dengan fasilitas pendukung MKM (coef 0,94; p-values <0>coef 0,94 coef 2,66; p-values <0>coef -0,98; p-values <0>

Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara praktik MKM yang baik dan fasilitas pendukung MKM dalam studi ini.

Background: Menstrual hygiene management in Indonesia still can't fulfill the standard. The availability of a separate special trash bin for menstrual pads, sanitary pads, bath soap, laundry soap, and pain relievers and the availability of sufficient water pressure, and menstrual pad wrappers still cannot be fulfilled. UGM has a Health Promoting University (HPU). Thus, the provision of women's hygiene facilities in the university environment is indispensable. A good level of knowledge of MHM cannot fully lead to good MHM practices if the supporting facilities for MHM are not well taken care of.

Method:  This study used a cross-sectional design and multiple logistic regression. The number of samples analyzed was 151 female students of UGM.

Results: There is no significant relationship between good MHM practices and MHM-supporting facilities in this study. Neither were the other variables such as level of knowledge, age, level of education, major, origin, religion, frequency of access to MHM information, and support from educational institutions. There is a significant relationship between the experience of changing pads at UGM with MHM-supporting facilities (coef 0,94; p-values <0>coef 0,94 coef 2,66; p-values <0>coef -0,98; p-values <0>

Conclusion: There is no significant relationship between good MHM practices and MHM-supporting facilities in this study.

Kata Kunci : Manajem Kebersihan Menstruasi, Fasilitas Higiene, Universitas/Menstrual Hygiene Management, Hygiene Facilities, University

  1. S2-2023-486335-abstract.pdf  
  2. S2-2023-486335-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-486335-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-486335-title.pdf