Laporkan Masalah

Makian Bahasa Jawa Dialek Banyumasan: Kajian Linguistik Atas Bentuk, Referen, Fungsi Dan Korelasinya Dengan Gender Remaja Cilacap

Rika Salsabilla, Dr. Sailal Arimi, M.Hum.

2023 | Tesis | S2 Linguistik

Remaja menggunakan kata makian dalam proses sosialisasinya sehari-hari. Sayangnya, dalam masyarakat yang bernorma, penggunaan kata makian tetap dianggap tidak pantas untuk digunakan. Namun, telah menjadi fakta umum bahwa makian bukan hanya berwujud bahasa Indonesia, namun adapula makian dalam bahasa daerah seperti bahasa Jawa dialek Banyumasan.

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi beberapa hal yang berkaitan dengan makian bahasa Jawa dialek Banyumasan yang digunakan oleh remaja Cilacap. Analisis dilakukan untuk mengetahui bentuk, referensi, serta fungsi dari kata makian dalam bahasa Jawa dialek Banyumasan serta mengetahui fitur-fitur linguistik feminin dan maskulin dalam pemakaian kata makian tersebut. Penelitian ini pun bertujuan untuk menjabarkan identitas budaya dan sosial yang terbentuk dari penggunaan kata makian dalam komunikasi remaja Cilacap. 

Hasil penelitian ini adalah bentuk makian bahasa Jawa dialek terdapat 4 bentuk, 9 referensi makian, dan 5 fungsi makian. Selanjutnya, ditemukan bahwa remaja gender perempuan menerapkan 5 fitur linguistik feminin, sedangkan remaja lelaki hanya menerapkan 1 jenis saja dalam fitur linguistik maskulin. Peneliti menemukan bahwa perilaku komunikasi remaja Cilacap memiliki keunikan khas sebagai masyarakat tutur dan menjadi sebuah identitas sosial dan budaya mereka yang unik. Faktor pendukung munculnya penggunaan makian tersebut yaitu adanya kesetaraan generasi yang dilihat dari usia-usia remaja tersebut, latar tempat terjadinya tuturan serta tingkat keakraban oleh remaja Cilacap dengan satu sama lain. Lebih lanjut, penggunaan kata makian oleh remaja Cialcap selalu menyesuaikan tujuan komunikasi, target tuturan dan latar tempat digunakannya makian tersebut. Hal tersebut menciptakan identitas dalam budaya makian remaja Cilacap.

Teenagers use swear words in their socialization process daily. Unfortunately, in a society with norms, the use of swear words is still considered inappropriate. However, it has become a common fact that swearing is not only in the form of Indonesian, but there are also swear words in regional languages such as Javanese in the Banyumasan dialect.

This study aims to investigate several matters related to the swear words of the Banyumasan Javanese dialect used by Cilacap adolescents. The analysis was conducted to determine the form, reference, and function of swear words in the Banyumasan Javanese dialect and to find out the feminine and masculine linguistic features of the use of swear words. This study also aims to describe the cultural and social identity that is formed from the use of swear words in the communication of Cilacap youth.

The results of this study are there are 4 forms of swearing in Javanese dialect, 9 swearing references, and 5 swearing functions. Furthermore, it was found that female adolescents apply 5 feminine linguistic features, while male adolescents only apply 1 type of masculine linguistic features. The researcher found that the communication behavior of Cilacap adolescents is unique as a speech community and becomes their unique social and cultural identity. Factors supporting the emergence of the use of swearing are the equality of generations seen from the ages of the teenagers, the setting in which the utterances occur and the level of familiarity between Cilacap youth and one another. Furthermore, the use of swear words by Cilacap youth always adjusts the purpose of the communication, the target of speech and the setting in which the swear word is used. This created an identity in Cilacap's youth swearing culture.

Kata Kunci : Makian, Fitur Linguistik Feminin dan Maskulin, Etnografi Komunikasi

  1. S2-2023-485974-abstract.pdf  
  2. S2-2023-485974-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-485974-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-485974-title.pdf