Laporkan Masalah

Defining Batak Familial Culture in Indonesian Film: Audience Reception Analysis of “Ngeri-Ngeri Sedap”

Nadira Ambar Rosanti, Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas, S.I.P., M.A.

2023 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Ngeri-Ngeri Sedap adalah salah satu film Indonesia tersukses tahun 2022, berhasil mengumpulkan 2,6 juta penonton sepanjang penayangannya di bioskop sekaligus mendapatkan banyak pujian kritis. Film ini mengeksplorasi proses komunikasi unik di antara anggota keluarga Batak, menyoroti kompleksitas kebudayaan mereka. Film tersebut memancing wacana di media sosial yang menunjukkan betapa Ngeri-Ngeri Sedap berpotensi menjadi pionir dalam memperluas keberagaman etnis yang tergambar di layar lebar Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penonton mempersepsikan dan secara aktif menciptakan makna dari penggambaran budaya Batak dalam film Ngeri-Ngeri Sedap dengan menggunakan teori resepsi Stuart Hall. Penelitian ini mengumpulkan opini dari penonton etnis Batak melalui proses wawancara mendalam untuk memahami persepsi mereka terhadap film Ngeri-Ngeri Sedap yang menggambarkan budaya Batak. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih kaya tentang pengalaman dan latar belakang sosial informan. Wawancara mendalam yang dilakukan mengungkap posisi pembaca pembaca mengenai elemen kebudayaan yang dikelompokkan menjadi bahasa, pakaian, kebiasaan, seni dan upacara, serta hubungan keluarga. Hasilnya didominasi oleh posisi dominan-hegemonik dan negosiasi, sedangkan hanya menghasilkan satu posisi oposisi terhadap elemen hubungan kekeluargaan yang digambarkan dalam film. Responden memandang Ngeri-Ngeri Sedap sebagai tolak ukur representasi media Batak di masa depan karena casting, dialog, dan alur cerita yang tepat. Film ini juga dianggap menjawab permasalahan penggambaran budaya minoritas di industri film Indonesia, yang masih terkendala oleh produksi Jakarta-sentris dan stereotip negatif terhadap kelompok etnis tertentu.

Ngeri-Ngeri Sedap is one of the most successful Indonesian films of 2022, gathering 2,6 million audiences throughout its time screened in cinemas while gaining numerous critical acclaim. The film explores the unique communication process among Batak family members, highlighting the complexity of their heritage. The film provoked a discourse on social media that showed how Ngeri-Ngeri Sedap has the potential to be a pioneer in expanding the diversity of ethnicity portrayed on Indonesia's big screen. The purpose of this research is to describe how the audience perceives and actively creates meanings in the portrayal of Batak culture in the film Ngeri-Ngeri Sedap using the theory of reception by Stuart Hall. This study collects opinions from Batak ethnic audiences through an in-depth interview process to understand their perceptions of the movie Ngeri-Ngeri Sedap's portrayal of Batak culture. The interviews aim to gain a richer understanding of the informants' experiences and social backgrounds. In-depth interviews conducted reveal the audience’s reading position on the characteristics, which are grouped into language, clothing, habits, arts and ceremonies, and family relationships. The results are dominated by dominant-hegemonic and negotiated positions, while only resulting in one oppositional position towards the reception of family relationships depicted in the movie. Respondents view Ngeri-Ngeri Sedap as a benchmark for future Batak media representations due to its appropriate casting, dialogue, and plotline. The film is also considered to address minority cultural portrayal issues in the Indonesian film industry, which are still plagued by Jakarta-centric production and negative stereotypes towards specific ethnic groups.

Kata Kunci : Batak culture, familial communication, reception theory, Indonesian film, stereotype, Jakarta-centric

  1. S1-2023-440515-abstract.pdf  
  2. S1-2023-440515-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-440515-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-440515-title.pdf