Laporkan Masalah

PRODUKSI SASTRA DAN STRATEGI ANGGOTA KOMUNITAS KUTUB DALAM ARENA SASTRA YOGYAKARTA

Ahmad Toni Ardi, Dr. Aprinus Salam, M.Hum.

2023 | Tesis | S2 Sastra

Komunitas Kutub merupakan salah satu komunitas sastra di Yogyakarta yang mengusung prinsip kemandirian bagi para anggota. Komunitas Kutub memiliki posisi penting dalam kancah percaturan sastra Yogyakarta. Salah duanya melalui keterlibatan para anggota dalam berkontestasi di arena sastra serta aktivitasnya dalam upaya produksi sastra yang mengejawantah tulisan-tulisan yang tersebar di berbagai media massa cetak/digital pada kurun waktu tahun 2015-2020.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses produksi karya sastra dan pengarang (pergulatan anggota) Komunitas Kutub dalam arena sastra Yogyakarta serta strategi yang mereka gunakan dalam mendaki posisi sebagai agen yang ter-konsekrasi. Adapun teori yang digunakan untuk menyingkap persoalan yang diangkat adalah teori arena produksi kultural yang digagas oleh Pierre Bourdieu. Sementara metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis data di dalam penelitian ini ada strukturalisme generatif. 

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi pergeseran ruang dalam produksi sastra. Ruang interaksi dan publikasi tidak lagi tersekat pada ‘sastra koran’ yang selama ini menjadi ‘ukuran’ kesastrawanan Yogyakarta, melainkan mulai merambah dunia digital seiring menjamurnya fenomena medsos (media sosial). Dalam proses produksi sastra, para anggota Komunitas Kutub tidak memiliki modal ekonomi, tetapi dominan mengakumulasi dan mengelola modal kultural, modal sosial, dan modal simbolik. Di satu sisi, pengaruh doxa sesrawungan dan asah-asih-asuh menimbulkan efek pada sifat komunitas itu sendiri. Komunitas Kutub menjelma ruang komunitas transit dan komunitas paseduluran yang memadai untuk pijakan modal kepenulisan. Namun, Komunitas Kutub tidak menawarkan kadar legitimasi yang tinggi untuk meneguhkan agen sebagai sastrawan. Di sisi lain, doxa dan habitus menulis di media massa cetak/digital turut memengaruhi strategi yang mereka gunakan dalam berkontestasi di arena sastra, seperti strategi investasi modal kultural dan investasi modal sosial; strategi mengirim karya ke media massa cetak/digital; strategi kolaborasi antarpekerja seni dan para anggota; dan strategi berkomunitas. Melalui strategi tersebut, mereka memperoleh legitimasi populer.  

Kata kunci:

Kutub Community is one of the literary communities in Yogyakarta, which carries the principle of independence for its members. The community also has an essential position in the Yogyakarta literary field. One of the two is through the involvement of members in contesting in the literary field and their activities in literary production efforts that embody writings spread across various print/digital mass media in the 2015-2020 period.

This study analyzes the process of producing literary works and authors (member struggles) of the Kutub Community in the Yogyakarta literary field and their strategies to climb the position as consecrated agents. The field of cultural production initiated by Pierre Bourdieu is used to uncover the issues. The research method used in analyzing the data in this study is generative structuralism.

The research shows that there is a spatial shift in literary production. The space for interaction and publication is no longer restricted to 'newspaper literature,' which is the parameter of Yogyakarta literature. Instead, it is starting to penetrate the digital world along with the proliferation of the social media (social media) phenomenon. In the process of literary production, the members of the Kutub Community do not play their economic capital. However, they are dominant in accumulating and managing cultural, social, and symbolic capital. On the one hand, the influence of ‘sesrawungan’ doxa and ‘asah-asih-asuh’ affects the nature of the community itself. The Kutub Community has transformed into a transit community space and an adequate ‘paseduluran’ community as a basis for writing capital. However, the Kutub Community does not offer a high degree of legitimacy for the agents as writers. On the other hand, doxa and habitus of writing in print/digital mass media also influence the strategies they use in contesting in the literary field, such as strategies for investing in cultural capital and investing in social capital; strategy for sending works to print/digital mass media; collaboration strategy between art workers and members; and community strategy. Through these strategies, they gain popular legitimacy. 


Kata Kunci : Arena Sastra Yogyakarta, Komunitas Kutub, Pierre Bourdieu, Produksi Sastra, Strategi

  1. S2-2023-490931-abstract.pdf  
  2. S2-2023-490931-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-490931-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-490931-title.pdf