Redefinisi Femme Fatale dalam Novel Red at the Bone Karya Jacqueline Woodson
Si Luh Gede Ayu Jelantik Padma Sanjaya, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA
2023 | Tesis | S2 Sastra
Penelitian ini mengkaji tentang konsep femme fatale dalam novel Red at The Bone karya Jacqueline Woodson. Penelitian kualitatif ini berfokus untuk menemukan definisi baru dari femme fatale dalam novel Red at The Bone. Maka dari itu, peneliti mengaplikasi teori yang berkaitan dengan femme fatale; karakteristik dan mengkritisi femme fatale. Femme fatale digambarkan sebagai seorang perempuan manipulatif. Femme fatale menggunakan seksualitasnya untuk menggoda laki-laki untuk mencapai tujuannya sendiri; kekuasaan. Femme fatale sejak dulu dinarasikan dalam beberapa tokoh; Hawa, Delila, Medusa, Pandora, dan perempuan-perempuan dalam film bergenre noir. Meskipun demikian, konstruksi femme fatale pertama kali muncul dalam pandangan laki-laki. Laki-laki menganggap perempuan sebagai seorang perusak patriarki. Maka, mereka menggambarkan femme fatale sebagai soso perempuan yang menakutkan karena mereka berani untuk menunjukkan kepribadian mereka. Dalam novel Red at The Bone, Iris distereotipkan sebagai seorang femme fatale karena keagresifitasannya, dia juga menyebabkan keluarga, terutama suami dan anaknya menderita karena pilihan hidupnya untuk melanjutkan pendidikan. Iris juga digambarkan sebagai seorang ibu yang buruk oleh sekitarnya karena ia mengabaikan perannya dalam ranah domestik. Penelitian ini menemuka perbedaan sudut pandang dari femme fatale. Femme fatale adalah seorang perempuan yang memiliki tekad yang kuat untuk mengejar impiannya dan itu tergambar dalam sosok Iris. Dia tidak bisa dipandang sebagai seorang ibu yang buruk karena ia memiliki caranya sendiri untuk mengaplikasikan motherhood. Dia juga dipandang sebagai bagian dari agen a new language of desire untuk mengubah perspektif dari laki-laki tentang perempuan. Perempuan bukanlah sebagai seorang objek, dia bisa juga menjadi subjek. Perempuan tidak hanya bisa dilihat dari seksualitasnya, tapi bisa dilihat dari pendidikannya, pengorbanannya, dan dedikasinyas sebagai seorang perempuan.
Kata kunci: redefinisi, femme fatale, Red at The Bone, Jacqueline Woodson
This
research discusses about femme fatale in Red at Bone by Jacqueline Woodson.
This research is qualitative focuses on finding a new definition of femme
fatale from Red at The Bone. Therefore, the researcher applies some theories
related to femme fatale; characteristic and criticizing femme fatale. Femme
fatale is portrayed as a manipulative woman. Femme fatale uses her sexuality to
lure men in order to achieve her goals; power. Femme fatale was narrated in
some characters; Eve, Delilah, Medusa, Pandora, and women in noir movies.
Nevertheless, the construction of femme fatale firstly comes from a men’s point
of view. Men consider women as a destroyer of patriarchy. Then, they portray
femme fatale as a monstrous feminine because they are brave enough in showing
their personality. In Red at The Bone, Iris is stereotyped as a femme fatale
because her aggressivity, she also makes her family, especially her husband and
her child miserable because of her decision to continue her study. Iris is also
portrayed as a bad mom by her surrounding due to her absence in domestic area.
This research finds different point of view of femme fatale. A femme fatale is
a woman who has a big perseverance to pursue her dream and it is portrayed in
Iris. She cannot be portrayed as a bad mother because she has her own way in
her motherhood. She is also being part of a new language of desire to change
the perspective of a man about woman. Woman is not only an object; she also can
be a subject. Woman cannot only be seen by her sexuality, but also can be seen
through her education, sacrifice, and dedication as a woman.
Keywords: redefinition, femme fatale, Red at The Bone,
Jacqueline Woodson
Kata Kunci : Kata kunci: redefinisi, femme fatale, Red at The Bone, Jacqueline Woodson/Keywords: redefinition, femme fatale, Red at The Bone, Jacqueline Woodson