Analisis Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut pada Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Ryan Astaruddin, Dr. apt. Dwi Endarti, M.Sc. ; Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS.
2023 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi
Sejak program JKN diberlakukan tahun 2014, telah dilaporkan adanya peningkatan jumlah kepesertaan JKN hingga mencapai 92,89% kepesertaan di tahun 2023. Peningkatan tersebut turut berdampak terhadap meningkatnya angka pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan FKRTL oleh peserta JKN berdasarkan aspek pemilihan fasilitas kesehatan JKN, penggunaan BPJS sebagai pembiayaan, dan pembiayaan Out Of Pocket (OOP) dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan FKRTL berdasarkan aspek pemilihan fasilitas kesehatan JKN, penggunaan BPJS sebagai pembiayaan dan pembiayaan Out Of Pocket (OOP).
Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan rancangan penelitian secara survey cross-sectional. Data diambil secara kuantitatif melalui kuesioner. Kuesioner merupakan lembar pernyataan responden tentang sosiodemografi, persepsi terhadap sakit dan pengobatan, fasilitas pelayanan kesehatan FKRTL, pemilihan faskes JKN, Pembiayaan BPJS dan OOP. Subjek penelitian ini adalah 400 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di seluruh regional wilayah JKN, dipilih dengan teknik Proportional Sampling. Analisis data untuk sosiodemografi, persepsi terhadap sakit dan pengobatan, akses fasilitas kesehatan, dan pemanfaatan fasilitas kesehatan dilakukan secara deskriptif, sedangkan untuk mengetahui hubungan sosiodemografi, persepsi terhadap sakit dan pengobatan, fasilitas pelayanan kesehatan FKRTL dengan pemilihan faskes JKN, Pembiayaan BPJS dan OOP menggunakan inferensial (Chi square).
Hasil penelitian menunjukkan gambaran pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagian besar responden memilih fasilitas JKN (88,25%), menggunakan BPJS sebagai pembiayaan asuransi kesehatan (82,00%), dan tidak mengeluarkan biaya OOP (57,25%). Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan (p value=0,006), jenis asuransi kesehatan (p value=0,001), dan riwayat penyakit (p value=0,026) dengan pemilihan fasilitas kesehatan FKRTL. Selain itu, terdapat hubungan antara jenis asuransi kesehatan (p value=0,000) dengan penggunaan BPJS sebagai pembiayaan.
Since the JKN program was implemented in 2014, it has been reported that there has been an increase in the number of JKN participants up to 92.89% of participation in 2023. This increase has also had an impact on increasing the utilization rate of health services in health facilities. This study aims to describe the utilization of FKRTL health services by JKN participants based on aspects of selecting JKN health facilities, using BPJS as financing, and Out Of Pocket (OOP) financing and analyze the factors that influence the utilization of FKRTL health services based on aspects of selecting JKN health facilities, using BPJS as financing, and Out Of Pocket (OOP) financing.
This study used an analytic observational approach with a cross-sectional survey design. Data were taken quantitatively through a questionnaire. The questionnaire is a sheet of respondents' statements about sociodemography, perceptions of illness and treatment, FKRTL health service facilities, selection of JKN health facilities, BPJS and OOP financing. The subjects of this study were 400 respondents who met the inclusion and exclusion criteria in all JKN areas, selected using the Proportional Sampling technique. Data analysis for sociodemographics, perceptions of illness and treatment, access to health facilities, and utilization of health facilities was carried out descriptively, while for the relationship between knowing sociodemographics, perceptions of illness and treatment, FKRTL health service facilities with the selection of JKN health facilities, BPJS and OOP financing using inferential (Chi square).
The results of the study show that the majority of respondents chose JKN facilities (88.25%), used BPJS as health insurance financing (82.00%), and did not incur OOP costs (57.25%). There is a significant relationship between education level (p value=0.006), type of health insurance (p value=0.001), and medical history (p value=0.026) and the choice of FKRTL health facility. In addition, there is a relationship between the type of health insurance (p value = 0.000) and the use of BPJS as financing.
Kata Kunci : BPJS Kesehatan, Analisis Determinan, JKN, Rumah Sakit