Adaptasi Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD) Kelas Tinggi dari Keluarga Miskin terhadap Pembelajaran Daring di Awal Pandemi Covid 19 (Studi di Kalurahan Murtigading, Kapanewon Sanden, Bantul))
Heksa Fauziana, Dr. Muhamad Supraja, M.Si.
2023 | Skripsi | Sosiologi
Pandemi covid 19 di Indonesia yang dimulai pada bulan Maret 2020 telah membuat pemerintah mengganti sistem pembelajaran yang semula luring menjadi daring. Pembelajaran daring yang membutuhkan perangkat teknologi dalam pelaksanaannya telah mengakibatkan kesenjangan terjadi. Siswa dari keluarga miskin dan tinggal di pedesaan, mereka lebih sulit dalam mengakses pembelajaran daring karena berbagai keterbatasan. Penelitian yang dilakukan menitikberatkan pada permasalahan yang dialami oleh keluarga miskin dalam melakukan pembelajaran daring dan bagaimana mereka melakukan upaya adaptasi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Kalurahan Murtigading, Sanden, Bantul. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive dan didapatkan sepuluh informan yang terdiri dari lima informan adalah ibu dan lima informan yang lain adalah siswa kelas empat sampai enam sekolah dasar pada saat awal pandemi 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga informan menjadi semakin miskin pada saat awal pandemi 2020. Hal ini dikarenakan mereka mengalami penurunan pendapatan akibat dari kebijakan lockdown. Kondisi kemiskinan diperparah dengan peningkatan kebutuhan anak untuk melaksanakan pembelajaran daring. Kebutuhan yang meningkat antara lain adalah kebutuhan pangan gizi serta kebutuhan akan kuota internet. Permasalahan lain adalah double burden yang dirasakan oleh ibu dimana mereka harus bekerja untuk menyokong ekonomi keluarga, mendampingi anak belajar dari rumah, dan mengerjakan pekerjaan domestik. Adanya konstruksi bahwa peran domestik merupakan peran perempuan dalam rumah tangga menyebabkan para ibu menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam proses belajar anak. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh siswa selama pembelajaran daring antara lain terbatasnya kepemilikan smartphone dimana satu smartphone digunakan bersama-sama, spesifikasi smartphone yang minim, kesulitan memahami materi, terkadang sinyal kurang stabil sehingga tidak dapat melakukan pembelajaran daring, dan terbebani dengan pekerjaan domestik. Berbagai permasalahan ini mereka atasi dengan menerapkan strategi aktif yaitu dengan tetap bekerja, menambah anggota keluarga yang bekerja, melakukan pekerjaan baru, mengajukan bantuan sosial kepada pemerintah daerah setempat, memaksimalkan bantuan sosial yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menunjang fasilitas pendidikan anak, mengoptimalkan penggunaan smartphone untuk googling, dan mengoptimalkan penggunaan smartphone dengan menghapus ruang penyimpanan secara berkala. Selain itu, mereka selalu meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan untuk menjaga ketahanan emosional. Kemudian, mereka juga melakukan strategi jaringan dengan meminta bantuan untuk menjelaskan materi pelajaran dan mengerjakan tugas sekolah kepada anak tertua atau sanak saudara.
The Covid 19 pandemic in Indonesia, which began in March 2020, has forced the government to change the learning system from offline to online. Online learning that requires technological devices in its implementation has resulted in gaps occurring. Students from poor families and living in rural areas find it more difficult for them to access online learning due to various limitations. The research being conducted focuses on the problems experienced by poor families in conducting online learning and how they make adaptation efforts to overcome these problems. This research was conducted in Murtigading Village, Sanden, Bantul. The approach used is qualitative with the case study method. Data collection is done by observation, in-depth interviews, and documentation. Informants were selected using techniques purposive and obtained ten informants consisting of five informants who were mothers and five other informants who were students in grades four to six of elementary school at the start of the 2020 pandemic. The results showed that the families of the informants became poorer at the beginning of the 2020 pandemic. This was because they experienced a decrease in income as a result of the lockdown policy. The poverty condition is exacerbated by the increasing need for children to carry out online learning. The increasing needs include the need for nutritional food and the need for quota internet. Another problem is "double burden" mothers feel that they have to work to support the family economy, accompany their children to learn from home, and do domestic work. The existence of the construction that the domestic role is the role of women in household causes mothers to be the most responsible party in the child's learning process. The problems faced by students during online learning include limited ownership of smartphones where one smartphone is used together, specifications of smartphone minimum, difficulty understanding the material, sometimes signal is unstable so that online learning cannot be carried out, and burdened with domestic work. They overcome these various problems by implementing an active strategy, namely by continuing to work, adding working family members, doing new jobs, applying for social assistance to the local government, maximizing social assistance obtained to meet daily needs and support children's educational facilities, optimizing use smartphone for googling, and optimization smartphone also done by wiping the storage space periodically. In addition, they always increase their gratitude to God for maintaining emotional resilience. Then, they also carry out a networking strategy by asking for help explaining subject matter and doing school work to the oldest child or relatives.
Kata Kunci : Pandemi Covid 19, Keluarga Miskin, Permasalahan Pembelajaran Daring, Stategi Adaptasi