Laporkan Masalah

Apa Itu Ruang Ketiga? Persepsi Masyarakat Terhadap Perkembangan Ruang Publik Di Jakarta

Andika Daffa Lazuardi, Dr. Elan Lazuardi, S.Ant., M.A.

2023 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Jakarta merupakan kota besar dengan jumlah penduduk yang besar pula. Sebuah kota membutuhkan ruang untuk digunakan masyarakat secara bebas sebagai ruang alternatif untuk mereka beraktivitas. Ruang publik atau dalam masa jabatan Anies Baswedan sering disebut ‘ruang ketiga’, banyak mendapat perhatian dengan adanya sejumlah ruang publik baru ataupun yang direvitalisasi. Penelitian ini, berangkat dari pertanyaan bagaimana perkembangan dan penggunaan ruang publik, serta pengalaman dari warga kota Jakarta.

Dengan metode kualitatif deskriptif, skripsi ini mengambil fokus dua tempat, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu dan M Bloc Space. Data diperoleh dengan observasi langsung dan juga wawancara dengan sembilan narasumber sejak Desember 2022 hingga Februari 2023. Selain itu penelitian ini juga memanfaatkan observasi dari berbagai sumber media.

Ruang publik tentu terus mengalami perkembangan, entah itu secara fisik ataupun pengalaman yang dirasakan oleh masyarakat sebagai penggunanya. Suatu acara dapat diadakan di ruang publik untuk menarik masyarakat berkunjung, terlebih dengan kolaborasi. Akses untuk menuju ruang publik yang dapat dihubungkan dengan transportasi umum, ataupun akses masyarakat dalam penggunaan ruang publik sangat penting untuk keberlangsungan dan keberlanjutan suatu ruang publik di daerah perkotaan. Akses yang sulit akan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan penting dan butuhnya suatu ruang publik. Jika dilihat dari segi transportasi umum, Jakarta memiliki banyak moda transportasi dan dengan adanya keterintegrasian antar moda akan semakin memudahkan warga kota. Penelitian ini menunjukkan ruang publik perlu menjadi suatu hal yang memanusiakan manusia, yang dilihat dari bagaimana masyarakat dapat mengaksesnya.

Jakarta is a big city with a large population. A city needs space for people to use freely as an alternative space for their activities. Public space or during Anies Baswedan's term of office is often called the 'third space', receiving a lot of attention with the existence of a number of new or revitalized public spaces. This research departs from the question of how the development and use of public space, as well as the experiences of Jakarta residents.

Using a descriptive qualitative method, this thesis focuses on two places, Martha Christina Tiahahu Literacy Park and M Bloc Space. The data was obtained by direct on-site observation and interviews with nine informants from December 2022 to February 2023. In addition, this study also utilized observations from various media sources.

Public space certainly continues to experience development, whether it's physically or the experience felt by the community as its users. An event can be held in a public space to attract people to visit, especially with collaboration, the event to be held can be even bigger. Access to public spaces that can be connected by public transportation, or access by the public to use public spaces is very important. For the continuity and sustainability of a public space in urban areas, difficult access will affect public awareness of the importance and need of a public space. When viewed in terms of public transportation, Jakarta has many modes of transportation such as public transportation, buses, and trains. The integration between modes will make it easier for city residents. This research shows that public space needs to be something that humanizes humans, which is seen from how people can access it.

Kata Kunci : ruang publik jakarta, ruang ketiga, akses, penggunaan ruang

  1. S1-2023-446221-abstract.pdf  
  2. S1-2023-446221-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-446221-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-446221-title.pdf