CASHLESS SOCIETY PADA ANAK MUDA: STUDI TENTANG PEMANFAATAN METODE TRANSFER PADA AKTIVITAS EKONOMI MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA
Winda Sukma Nurisa, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si.
2023 | Skripsi | Sosiologi
Cashless
society telah membawa perubahan pada bentuk transaksi yang
tidak lagi menggunakan uang konvensional, namun telah berubah pada bentuk
pembayaran digital dengan menggunakan e-money atau e-wallet.
Pembayaran digital tersebut mengutamakan kelebihannya pada sisi modern,
efektivitas, dan efisiensi seperti pada penggunaan QRIS (Quick Response Code
Indonesian Standard).
Hal tersebut menjadikan pembayaran digital lebih digemari oleh
kalangan anak muda. Namun demikian, kondisi tersebut justru menimbulkan
terjadinya perubahan terhadap perilaku baik sikap maupun tindakan dalam
bertransaksi. Anak muda cenderung tidak mengejar terhadap apa yang mereka
butuhkan, namun untuk mengejar perbaikan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan
sosial. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana
konteks sosio-kultural serta pemaknaan terhadap pembayaran digital bagi
anak muda dan perubahan aktivitas
konsumsi pada anak muda setelah menjadi cashless society.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
metode deskriptif-kualitatif untuk mendapatkan pemahaman secara utuh dan
mendalam mengenai cashless society
kaitannya dengan aktivitas konsumsi
anak
muda. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam terhadap
lima informan yang tergabung dalam satu kelompok pertemanan dan merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada, sedangkan
data sekunder dikumpulkan dengan teknik observasi lapangan, dokumentasi
lapangan, dan studi pustaka. Teknik analisis data deskriptif digunakan dalam
penelitian ini dengan melakukan coding, verifikasi, dan penarikan kesimpulan.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pertama
tindakan ekonomi melalui penggunaan pembayaran digital, di dalamnya terdapat
peran dari peer group
serta influencer media sosial sebagai aktor lain dalam
jejaring sosial yang melatarbelakangi para informan untuk menggunakan
pembayaran digital. Kedua, anak muda
yang menggunakan pembayaran digital merasa menjadi manusia modern yang
mengikuti perkembangan teknologi, terjadi peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dibandingkan dengan transaksi konvensional yang menurut mereka
konservatif atau norak, berasal dari ekonomi rendah, dan kualitas SDM rendah,
serta meningkatkan eksistensi diri. Ketiga,
citra yang diperoleh dengan menjadi cashless society memunculkan praktik-praktik
untuk membentuk citraan yang tervalidasi melalui aktivitas konsumsi yang
dipamerkan ke media sosial.
Cashless
society has changed the form of transactions that no longer use conventional
money but has changed to digital payments using e-money or e-wallet. These
digital payments prioritize their modern, effective, and efficient advantages,
such as using QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). These conditions
form digital payments more favored among young people. However, these
conditions lead to changes in behavior, both attitudes and actions in
transactions. Young people tend to pursue improvements in quality of life and
the fulfillment of social needs than pursue what they need. Therefore, this
study aims to explain the socio-cultural context and meaning of digital
payments for young people and consumption activity among young people after
becoming a cashless society.
The method
used in this research is a descriptive-qualitative method to get a complete and
in-depth understanding of the cashless society concerning the lifestyle of
young people. Primary data was collected using in-depth interviews with five
informants who are members of a friendship group and are students at Gadjah
Mada University. In contrast, secondary data was collected using field
observation techniques, field documentation, and literature studies.
Descriptive data analysis techniques were used in this research by coding,
verifying, and drawing conclusions.
The results
showed that, first, economic action through the use of digital payments, in
which peer groups play a role as other actors in social networks that motivate
informants to use digital payments. Second, young people who use digital
payments feel that they are modern people who follow technological
developments; there is an increase in the quality of human resources (HR)
compared to conventional transactions, which they think are conservative or
tacky, come from a low economy, and low HR quality, and increase self-existence.
Third, the image obtained by becoming a cashless society has brought forth
practices to create a validated image through consumption activities showcased
on social media.
Kata Kunci : cashless society, pembayaran digital, anak muda, konsumtif