MAKNA PUISI “ABU TAMMAM WA ‘URUBATU AL-YAUMA” DALAM ANTOLOGI LI ‘AINAI UMMI BILQIS KARYA ‘ABDULLAH AL-BARADDUNI: ANALISIS SEMIOTIK
Faqih Asysyauqi, Dr. Zulfa Purnamawati, S.S., M.Hum.
2023 | Skripsi | SASTRA ARAB
“Abu Tammam wa ‘Urubatu al-Yauma” adalah puisi yang ditulis oleh salah seorang penyair fenomenal Yaman, ‘Abdullah al-Baradduni. Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa tanda yang harus dimaknai. Untuk menemukan makna-makna tersebut, penelitian ini menggunakan teori semiotik yang merupakan ilmu tentang sistem tanda. Adapun metode yang digunakan adalah metode semiotik yang dikemukakan oleh Riffaterre, tetapi dalam penelitian ini menggunakan dua dari empat aspek yang dikemukakan oleh Riffaterre, yaitu ketidaklangsungan ekspresi dan pembacaan semiotik yang terdiri dari pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik.
Hasil dari penelitian ini adalah puisi “Abu Tammam wa ‘Urubatu al-Yauma” dalam antologi Li ‘Ainai Ummi Bilqis karya ‘Abdullah al-Baradduni mengungkapkan gambaran kondisi bangsa Arab yang saat puisi ini ditulis sedang mengalami berbagai persoalan. Persoalan-persoalan tersebut disebabkan oleh banyak hal, antara lain peperangan, kemiskinan, dan gempuran bangsa Barat. Penderitaan bangsa Arab ditambah dengan sikap para pemimpin mereka yang menindas rakyatnya dan hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, bangsa Arab tidak menunjukkan keinginan mereka untuk keluar dari keadaan tersebut. Kondisi tersebut dibandingkan dengan kondisi bangsa Arab pada masa Abbasiyah yang kuat karena bangsanya telah melewati berbagai rintangan dan mempertahankan segala pencapaiannya. Namun, seburuk apapun kondisi yang dirasakan bangsa Arab, mereka tetap memiliki harapan besar agar Arab menjadi negara yang kuat, besar, dan merdeka suatu saat nanti.
“Abu Tammam wa ‘Urubatu al-Yauma” is a poem written by one of Yemen’s phenomenal poets, ‘Abdullah al-Baradduni. In the poem there are several signs that must be interpreted. To find these meanings, this study uses semiotic theory which is the science of sign systems. The method used is the semiotic method proposed by Riffaterre, but in this study two of the four aspects proposed by Riffaterre are used, namely indirect expression and semiotic reading which consists of heuristic reading and hermeneutic reading.
The result of this study is the poem "Abu Tammam wa ‘Urubatu al-Yauma" in the anthology Li ‘Ainai Ummi Bilqis by ‘Abdullah al-Baradduni describes the condition of the Arab nation when this poem was written experiencing various problems. These problems are caused by many things, including war, poverty, and the onslaught of the West. The suffering of the Arab nation is compounded by the attitude of their leaders who oppress their people and only think about their own benefits. However, the Arabs did not show their desire to get out of this situation. This condition was compared to the condition of the Arab nation during the strong Abbasid era because the nation had passed through various obstacles and maintained all its achievements. However, no matter how bad the conditions felt by the Arabs, they still have great hopes that the Arabs will become a strong, large, and independent country one day.
Kata Kunci : Puisi, ‘Abdullah al-Baradduni, Semiotik, Kondisi Arab.