PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PENGUMPAN DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
MAHARANY DEWI EFFENDI, Isti Hidayati, ST, M.Sc., Ph.D
2023 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJumlah penduduk KPY (Kawasan Perkotaan Yogyakarta) yang terus bertambah berdampak pada peningkatan kebutuhan mobilitas. Akan tetapi, transportasi umum yang ada dianggap belum dapat melayani dan menyaingi keunggulan transportasi pribadi. Saat ini, penumpang Trans Jogja per-harinya hanya mencapai 4.700 orang, atau 1% dari jumlah penduduk KPY, sementara kendaraan pribadi mengalami peningkatan 4-6% tiap tahunnya (Bappeda, 2021). Jika tren tersebut dibiarkan, maka KPY akan mengalami darurat transportasi umum. Oleh karena itu, perlu adanya sistem transportasi terintegrasi yang dapat mendorong masyarakat KPY untuk menggunakan transportasi umum melalui perluasan jangkauan dan peningkatan kualitas layanan secara efektif. Perluasan jangkauan pelayanan dicapai melalui perencanaan rute berdasarkan zona bangkitan dan tarikan yang berada di blankspot area layanan Trans Jogja dan Teman Bus. Peningkatan kualitas layanan secara efektif dicapai melalui efisiensi trayek dan sarana operasional. Berdasarkan dua komponen tersebut, perencanaan ini merekomendasikan 7 rute angkutan pengumpan dengan masing-masing headway 10 menit untuk mendukung layanan Trans Jogja dan Teman Bus secara terintegrasi. Dengan asumsi discount rate sebesar 10%, perencanaan rute angkutan pengumpan tersebut tergolong layak dilakukan.
The growing population in KPY (Yogyakarta Urban Area) constitutes an increased mobility needs, yet the existing public transport is underserved and unable to compete with private transportation. Currently, Trans Jogja ridership per day only account for 4,700 people or 1% of KPY population, while private vehicle ownership increased 4-6% each year (Bappeda, 2021). If this trend continues, KPY will experience a public transportation emergency. Hence, there is a need for an integrated transportation system that can encourage the modal shift to public transportation by improving its service area and quality of service. Public transport’s service coverage can be expanded through route planning, which connects traffic generation and attraction zones in the blankspots of current public transport services (i.e. Trans Jogja and Teman Bus). The improvement of service quality is achieved through route efficiency and provision of supporting facilities. This planning project recommends 7 feeder transport routes with a headway of 10 minutes to support Trans Jogja and Teman Bus services in an integrated system. Assuming a discount rate of 10%, the planning of this feeder is considered feasible..
Kata Kunci : Kawasan Perkotaan Yogyakarta, darurat transportasi, Trans Jogja, blankspot area, efisiensi operasional