Faktor-Faktor yang Memengaruhi Intensitas Penggunaan Moda KRL Commuter Line Rute Yogyakarta-Surakarta
RIZKI DWI PUTRI, Dr. Yori Herwangi S.T., MURP.
2023 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKeterkaitan Yogyakarta dan Surakarta menyebabkan pergerakan antar kota semakin meningkat serta memunculkan adanya pergerakan eksternal. Beroperasinya KRL commuter line menggantikan KA Prambanan Ekspress menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewadahi masyarakat untuk melakukan perjalanan dari dan menuju Yogyakarta-Surakarta. Setelah dua tahun beroperasi, KRL commuter line rute Yogyakarta-Surakarta sebagai KRL pertama di luar Jabodetabek dinilai sukses meningkatkan penggunaan transportasi publik serta menjadi harapan besar dalam penyediaan dan pengembangan transportasi publik yang berkelanjutan bagi daerah di sekitarnya. Pemilihan moda menjadi salah satu tahapan penting dalam perencanaan dan pengembangan transportasi. Sayangnya belum dapat dipastikan faktor apa saja yang memengaruhi seseorang dalam memilih moda KRL commuter line karena bergantung pada jenis moda yang digunakan dan karakteristik penggunaan moda tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik penggunaan dan mengidentifikasi faktor apa saja yang memengaruhi intensitas penggunaan moda KRL commuter line. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif melalui observasi langsung dan penyebaran kuesioner paper based terhadap 100 orang responden yang dikumpulkan dengan teknik accidental sampling pada 11 stasiun pemberhentian KRL commuter line. Melalui metode statistik deskriptif dan regresi logistik ordinal, didapatkan bahwa faktor yang memengaruhi intensitas penggunaan KRL commuter line terbagi atas faktor internal yang berkaitan dengan karakteristik pelaku perjalanan dan karakteristik perjalanan serta faktor eksternal yang berkaitan dengan karakteristik sistem moda transportasi. Dengan begitu hasil penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan KRL ke depannya.
The connection between Yogyakarta and Surakarta causes the movement between cities to increase and creates external movement. The operation of the KRL commuter line replacing the Prambanan Ekspress train is one of the government's efforts to accommodate the community to travel to and from Yogyakarta-Surakarta. After two years of operation, the KRL commuter line on the Yogyakarta-Surakarta route as the first KRL outside Jabodetabek is considered successful in increasing the use of public transportation and is a great hope in the provision and development of sustainable public transportation for the surrounding areas. Mode choice is one of the important stages in transportation planning and development. Unfortunately, it is not yet certain what factors influence a person in choosing the KRL commuter line mode because it depends on the type of mode used and the characteristics of the mode use. This study aims to describe the characteristics of use and identify what factors affect the intensity of use of the KRL commuter line mode. This research uses a quantitative deductive approach through direct observation and distribution of paper-based questionnaires to 100 respondents collected by accidental sampling technique at 11 KRL commuter line stop stations. Through descriptive statistical methods and ordinal logistic regression, it was found that the factors that influence the intensity of use of the KRL commuter line are divided into internal factors related to the characteristics of travelers and travel characteristics and external factors related to the characteristics of the transportation mode system. Therefore, the results of this research can then be taken into consideration in developing KRL in the future.
Kata Kunci : Intensitas penggunaan, karakteristik pelaku perjalanan, karakteristik perjalanan, karakteristik sistem moda transportasi, KRL commuter line