Laporkan Masalah

Religiusitas dan Ekologi - Sosial Budaya dalam Karya-karya Lukis Wayang Herjaka HS

KAREN HARDINI, Dr. Sri Margana, M. Hum, M. Phill; Prof. M Dwi Marianto, M. F. A., Ph.D.

2023 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan identitas seni lukis Herjaka HS sebagai seniman yang memilih wayang sebagai medan seni lukis selama hampir empat dekade, dan menjelaskan pertemuan antara Jawa dan Katolik yang memengaruhi pemikiran, tema, gagasan dan dominasi visual wayang dalam praktik melukisnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dengan objek material adalah karya-karya lukis wayang bertema religiusitas, dan ekologi-sosial budaya. Sedangkan objek formalnya yaitu pemikiran dan interpretasi produksi makna lukisan Herjaka HS. Fokus dari penelitian ini adalah pada karya seni lukis wayang Herjaka pada periode tahun 1999-2021. Data terfokus pada arsip dan karya seni lukis sebagai metode spesifik riset pemikiran tokoh dan karyanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Herjaka adalah pelukis sejati yang melukis pada kanvas dengan mengolah tema-tema yang serius. Tema-tema seperti religiusitas dan ekologi-sosial budaya menjadi tema yang sensitif, aktual, dan kontekstual, bahkan dapat ditemui di segala zaman. Lukisan Herjaka bersifat didaktis yaitu menafsirkan ulang dan memproduksi makna baru dengan meminjam unsur-unsur dari bentuk dan atribut wayang. Dalam proses penggarapan seni lukis wayang Herjaka pada dasarnya dapat dilihat dan dipahami selalu memiliki muatan spiritualitas Jawa dan peleburan dimensi religiustas Katolik. Proses menjawakan cerita Alkitab yang berasal dari Israel dengan latar belakang budaya Yahudi yaitu katolikisme ke dalam bentuk jawasentrisme melalui wayang, menjadi bahasa visual yang konsisten sebagai identitas seninya yang sangat kental. Kritik terhadap realitas masyarakat agraris Jawa juga terbaca dari gagasan dan simbol-simbol figur dari Dewi Sri dan Punakawan yang muncul pada lukisan, sebagai bentuk tawaran idealistik tentang kehidupan sosial-budaya masyarakat Jawa. Hal tersebut yang menyebabkan lukisan wayang Herjaka sendiri memiliki irisan dengan muatan unsur-unsur cerita sastra seperti tema, figurasi, dan nilai-nilai sebagai gagasan utamanya.

This study aimed to explain the identity of paintings by Herjaka HS as an artist who determined wayang as his field of painting for about four decades and to explain the encounter between Javanese and Catholicism that influenced the thoughts, themes, ideas, and visual domination of wayang in his painting practice. This study utilized a phenomenological approach. The material objects were wayang paintings with the theme of religiosity and socio-cultural ecology. In comparison, the formal object was the thought and interpretation of the production of the meaning of Herjaka HS's paintings. This research focused on Herjaka's wayang paintings from 1999-2021. The data focused on archives and paintings as a specific method of researching the characters' thoughts and their works. The research results showed that Herjaka was an authentic painter who painted on canvas by dealing with serious themes. Themes such as religiosity and socio-cultural ecology were sensitive, actual, and contextual and could even be discovered in all ages. Herjaka's religiosity had played a significant role in his artistic, aesthetic, and domestic processes for nearly four decades. Herjaka's paintings were didactic in depicting scenes by borrowing elements from the forms and attributes of the wayang. In cultivating Herjaka's wayang paintings, it could be seen and understood that they used to contain Javanese spirituality and a fusion of Catholic religious dimensions. The process of answering Bible stories from Israel with a Jewish cultural background, namely Catholicism, into a form of Javanese-centrism through wayang became a consistent visual language as a solid artistic identity. Criticism of the reality of Javanese feudal society could also be read from the ideas and symbols of the figures of Dewi Sri and Punakawan that appeared in the paintings as a form of idealistic proposition about the socio-cultural life of the Javanese people. This phenomenon was why Herjaka's puppet paintings intersected with elements of literary stories such as themes, figurations, and values as the main ideas.

Kata Kunci : : herjaka, religiusitas, ekologi - sosial budaya, jalan salib, lukis wayang, jawa-katolik

  1. S2-2023-467990-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467990-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467990-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467990-title.pdf