Laporkan Masalah

Komodifikasi Tari Mapag Panganten dalam Upacara Pernikahan di Kota Bandung

FIZAR INDRAWIJAYA, Dr. Rr. Paramitha Dyah Fitriasari, M.Hum.; Dr. Bambang Pudjasworo, M.Hum.

2023 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Tari Mapag Panganten merupakan sebuah prosesi penjemputan pengantin berbentuk tari yang dipergelarkan dalam upacara pernikahan, khususnya di Kota Bandung. Berdasarkan fenomena yang ada, Tari Mapag Panganten mengalami komodifikasi sehingga memengaruhi perubahan fungsi dari ritual menjadi hiburan. Tari Mapag Panganten menjadi komoditas yang dapat diperjual-belikan dan memberikan keuntungan bagi vendor kesenian. Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam mengenai alasan dibalik komodifikasi yang dilakukan, bentuk-bentuk komodifikasi, serta struktur penyajian pada Tari Mapag Panganten. Teori Komodifikasi dari Vincent Mosco (2009) diwacanakan untuk menganalisis problematika yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan, komodifikasi pada Tari Mapag Panganten mengubah fungsi tari tersebut dari tari ritual menjadi tari hiburan yang diasosiasikan dengan keuntungan. Komodifikasi disebabkan adanya kebutuhan sosial yang datang dari masyarakat dan kebutuhan fisik yang datang dari para kreator seni. Dua kebutuhan tersebut saling mendukung sehingga menciptakan sebuah industri dalam upacara pernikahan yang syarat akan praktik jual-beli. Untuk memenangkan kontestasi atas praktik jual-beli, para vendor kesenian mengkomodifikasi Tari Mapag Panganten melalui tiga bentuk yaitu komodifikasi konten, komodifikasi audiens, dan komodifikasi tenaga kerja. Bentuk-bentuk komodifikasi yang dilakukan berimbas pada bentuk penyajian yang sangat beragam, kecuali pada struktur penyajiannya yang terdiri dari bagian penjemputan pengantin, bagian pengantaran pengantin, dan bagian tari persembahan. Keberagaman bentuk penyajian Tari Mapag Panganten menunjukkan tingginya khazanah kreativitas seniman Sunda, walaupun terkadang bentuk penyajian yang dibuat dianggap keluar dari nilai-nilai budaya Sunda. Realitas tersebut bukan menjadi masalah serius apabila komodifikasi dianggap sebagai salah satu cara menjaga eksistensi Tari Mapag Panganten dari hasil negosiasinya dengan perkembangan zaman.

The Mapag Panganten Dance is a procession of picking up the bride and groom in the form of dance which is performed at wedding ceremonies, especially in the city of Bandung. Based on the existing phenomena, the Mapag Panganten Dance has experienced commodification which influences the change in the dance function from ritual to entertainment. The Mapag Panganten Dance is a commodity that can be traded and provides benefits for art vendors. This research will examine more deeply the reasons behind the commodification of the Mapag Panganten Dance. The Commodification Theory from Vincent Mosco (2009) is proposed to analyze the existing problems. This research is qualitative research using an ethnographic approach. The results of the study show that the commodification of the Mapag Panganten Dance changes the function of the dance from ritual dance to entertainment dance which is associated with profit. The commodification of the dance is driven by the social needs of the society and the physical needs of art creators. Both needs interlink with each other which leads to the creation an industry in wedding ceremonies that require the practice of buying and selling. To win the contest over buying and selling practices, art vendors commodified the Mapag Panganten Dance through three forms namely commodification of content, commodification of audience, and commodification of labor. Forms of commodification impacted the presentation forms to be various, except for structure, which comprised picking up the bride, delivering the bride, and performing the dance. The diversity of forms of presentation of the Mapag Panganten Dance demonstrates Sundanese artists' great qualities of creativity, although if the forms of presentations are often deemed to fall outside Sundanese traditional values. This fact is not a concern if commodification is considered a way of preserving the Mapag Panganten Dance as a result of negotiations across time.

Kata Kunci : Tari Mapag Panganten, komodifikasi, vendor kesenian, upacara pernikahan, Kota Bandung

  1. S2-2023-467989-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467989-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467989-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467989-title.pdf