Laporkan Masalah

Analisis Implementasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

WIDYA AYU P, Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes; Dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2023 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang : Higiene dan sanitasi masih memiliki keterbatasan pada fasilitas sanitasi dan ketersediaan air di seluruh dunia sehingga menyebabkan masih tingginya tingkat buang air besar sembarangan (BABs). Pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan di Indonesia merupakan upaya sebagai bentuk merespon keterbatasan tersebut melalui pendekatan komunitas untuk meningkatkan proporsi bebas BABs. Kegiatan STBM yang sudah dilaksanakan sejak 2008 telah meningkatkan akses jamban di Indonesia hingga saat ini. Meski demikian, belum seratus persen akses sanitasi dapat dijangkau oleh masyarakat di Indonesia, salah satunya Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang terletak di Provinsi Jambi. Pada tahun 2020 capaian dari pelaksanaan Pilar Pertama STBM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat merupakan capaian terendah di Provinsi Jambi. Disamping itu, letak geografisnya berada pada daerah dataran rendah yang dipengaruhi pasang surut dengan sebagian daerah lahan basah yang dapat mempengaruhi pembangunan akses sanitasi. Untuk meninjau keberjalanan program STBM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat maka dapat dianalisis melalui CLTS Rapid Appraisal Protocol. Tujuan : Mengeksplorasi efektivitas implementasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif eksploratif dengan studi kasus di Kabupaten Tanjung Jabung Barat menggunakan variabel sesuai dengan CLTS Rapid Apraisal Protocol. Variabel yang diambil terkait kebijakan, penganggaran dan pembiayaan, protokol CLTS, kemitraan, monitoring, dan keberlanjutan program. Pemilihan informan pada penelitian diambil dengan metode purposive sampling berdasarkan asas kesesuaian (appropriateness) dan asas kecukupan (adequacy). Hasil : Cakupan pelaksanaan Program STBM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2021 untuk Pilar 1 yaitu pelaksanaan pemicuan sebesar 74,6% dan akses jamban sehat keluarga mencapai 55,2%, yang menunjukkan bahwa implementasi program STBM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat belum berjalan secara maksimal. Kebijakan pemerintah daerah sudah ada tetapi perlu penguatan dalam strategi pelaksanaan. Perencanaan pembiayaan dan penganggaran program STBM masih lemah untuk mencapai target karena terbatasnya anggaran daerah, serta masih minimnya kerjasama/kemitraan untuk sektor sanitasi. Pelaksana tersedia dan telah diberikan pelatihan, meski pada implementasinya kurang maksimal seperti pada pendampingan dan monitoring belum menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan ditingkat desa. Lemahnya koordinasi antar mitra program STBM saat ini seperti SKPD berkaitan sanitasi dan kepala desa/lurah menyebabkan belum terjadi kolaborasi yang bersinergi. Untuk keberlanjutan program pasca ODF belum ada mekanisme melibatkan mitra dalam pengembangan teknologi dan belum ada mekanisme monitoring di tingkat desa. Kesimpulan : Berdasarkan CLTS-RAP Tools, implementasi program STBM di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilaksanakan sesuai dengan pedoman nasional. Namun terdapat pilar CLTS-RAP yang perlu pengembangan lebih lanjut supaya dapat memberikan dampak yang lebih besar khususnya pada perencanaan penganggaran dan pembiayaan serta keberlanjutan program.

Background: Hygiene and sanitation still have limitations worldwide, causing high rates of open defecation (OD). The Community Led Total Sanitation (CLTS) or Community-Based Total Sanitation (STBM) approach developed in Indonesia attempts to respond to these limitations through a community approach to increase the proportion of free defecation. CLTS activities implemented since 2008 have raised access to latrines in Indonesia. However, there is not one hundred per cent access to sanitation people in Indonesia can reach, one of which is West Tanjung Jabung Regency, located in Jambi Province. In 2020, the implementation of the STBM First Pillar in West Tanjung Jabung Regency was the lowest achievement in Jambi Province. Besides that, its geographical location is in a lowland area which influences tides in some wetland areas, which can affect the development of access to sanitation. To review the progress of the STBM program in West Tanjung Jabung Regency can be analysed through the CLTS Rapid Assessment Protocol. Objectives: Exploring the effectiveness of implementing the Community-Based Total Sanitation (STBM) program in West Tanjung Jabung Regency. Method: This research is exploratory qualitative research with case studies in West Tanjung Jabung Regency using variables according to the CLTS Rapid Appraisal Protocol. The variables are related to policy, budgeting and financing, CLTS protocols, partnerships, monitoring, and program sustainability. The selection of informants in the study was accepted by purposive sampling based on the appropriateness and adequacy principles. Result: The scope of implementation of the STBM Program in West Tanjung Jabung Regency in 2021 for Pillar 1, namely the implementation of triggering, is 74.6,% and access to healthy family latrines reach 55.2%, which shows that the implementation of the STBM program in West Tanjung Jabung Regency has not run optimally. Local government policies already exist but must be strengthened in the implementation strategy. Financing planning and budgeting for the STBM program still need to improve in achieving targets due to limited regional budgets and the lack of partnership for the sanitation sector. Facilitators are available and have been given training. However, the implementation could be more optimal as mentoring and monitoring has not been used as evaluation material for implementing activities at the village level. The lack of coordination between partners in the STBM program, such as government organizations related to sanitation and village heads, has resulted in a lack of synergistic collaboration. There is no mechanism for the sustainability of the post-ODF program to involve partners in technology development and there is no monitoring mechanism at the village level. Conclusion: Based on the CLTS-RAP Tools, the implementation of the STBM program in West Tanjung Jabung Regency can be carried out according to national guidelines. However, there are CLTS-RAP pillars that need to strengthen so that they can have a more significant impact, especially on budgeting and financing planning as well as program sustainability.

Kata Kunci : Implementasi Program, STBM, CLTS Rapid Appraisal Protocol, BABs/Implementation, Community Led Total Sanitation, CLTS Rapid Appraisal Protocol, Open Defecation (OD)

  1. S2-2023-452979-abstract.pdf  
  2. S2-2023-452979-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-452979-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-452979-title.pdf