Tradisi Mantu Poci Di Masyarakat Tegal Ditinjau Dari Teori Simbol Frederick William Dillistone
FASYA AUDRI FAHIRA H, Drs. Budisutrisna, M.Hum; Dr. Sartini, M.Hum
2023 | Skripsi | S1 FILSAFATMantu Poci merupakan sebuah tradisi yang ada dalam masyarakat Tegal. Mantu Poci merupakan sebuah tradisi mengawinkan sepasang poci besar dari tanah liat yang digunakan sebagai alternatif oleh masyarakat Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara terperinci mengenai tata cara pelaksanaan tradisi Mantu Poci di masyarakat Tegal, mendeskripsikan alasan dilaksanakan tradisi Mantu Poci, dan menganalisis makna simbol pada tradisi Mantu Poci di masyarakat Tegal ditinjau dari teori simbol Frederick William Dillistone. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu studi filosofis data di lapangan dengan studi kepustakaan dan melakukan wawancara dengan narasumber. Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan langkah metodis, yaitu deskripsi, interpretasi, dan heuristika. Hasil penelitian yang didapat dari tradisi Mantu Poci adalah: (1) Prosesi pelaksanaan tradisi Mantu Poci yaitu dengan pemasangan layos, prosesi serah terima poci, kebo giro, perwujudan tradisi Mantu Poci, dan penutupan tradisi Mantu Poci. (2) Tradisi Mantu Poci merupakan sebuah tradisi di tengah masyarakat Tegal yang dilakukan sebagai cara untuk menarik sumbangan yang telah diberikan dan sebagai alternatif karena saat hari pernikahan salah satu mempelai melarikan diri. (3) Tradisi Mantu Poci secara filosofis mengandung simbolik, bentuk-bentuk simbolik yang terdapat dalam tradisi Mantu Poci yaitu nilai keadilan untuk tidak hanya menerima saja namun harus juga memberi dan nilai empati agar tidak berbicara yang menyakitkan kepada orang lain serta menghargai pemberian orang lain. Wujud Filsafat dari tradisi Mantu Poci terdapat pemikiran manusia yang ideal normatif kemudian diimplementasikan dalam kehidupan manusia berupa sikap dan kelakuan, kemudian agar lebih mudah dipahami diwujudkan dalam wujud konkret berupa simbol, satu sama lain memiliki kaitannya yang tidak dapat dipisahkan. Dillistone mendefinisikan simbol dengan mencocokkan dan menempatkan kedua bagian yang berbeda, salah satunya poci untuk menciptakan hubungan baru tanpa menghilangkan makna dari suatu tradisi.
Mantu Poci is a tradition that exists in the Tegal community. Mantu Poci is a tradition of marrying a pair of large clay pots which are used as an alternative by the people of Tegal. This study aims to explain in detail the procedures for carrying out the Mantu Poci tradition in Tegal society, describe the reasons for carrying out the Mantu Poci tradition, and analyze the meaning of symbols in the Mantu Poci tradition in Tegal society in terms of the symbol theory of Frederick William Dillistone. This research is qualitative research, namely a philosophical study of data in the field with literature studies and conducting interviews with informants. All data obtained is then processed using methodical steps, namely description, interpretation, and heuristics. The research results obtained from the Mantu Poci tradition are: (1) The procession of carrying out the Mantu Poci tradition, namely by installing the layos, the procession of handing over the teapot, kebo giro, the embodiment of the Mantu Poci tradition, and the closing of the Mantu Poci tradition. (2) The Mantu Poci Tradition is a tradition among the people of Tegal which is carried out as a way to withdraw donations that have been given and as an alternative because on the wedding day one of the bride and groom runs away. (3) The Mantu Poci tradition philosophically contains symbolic forms contained in the Mantu Poci tradition, namely the value of justice to not only receive but also to give and the value of empathy so as not to speak hurtful to others and respect the gifts of others. The philosophical form of the Mantu Poci tradition is that there is a normative ideal of human thought which is then implemented in human life in the form of attitudes and behavior, then to make it easier to understand it is manifested in a concrete form in the form of symbols, one to another having an inseparable relationship. Dillistone defines symbols by matching and placing two different parts, one of which is a teapot, to create a new relationship without losing the meaning of a tradition.
Kata Kunci : Tradisi Mantu Poci, Teori Simbol Frederick William Dillistone, Nilai Keadilan dan Nilai Empati