Laporkan Masalah

Ambivalensi Identitas Perempuan Imigran Dalam Novel Noire Précieuse Karya Asya Djoulaït

ANUGRAH A P, Dr. Wulan Tri Astuti,M.A.

2023 | Skripsi | S1 SASTRA PRANCIS

Penelitian tentang poskolonialisme ini didasarkan pada metode analisis deskriptif teori poskolonial Homi K. Bhaha dan teori subaltern Gayatri C. Spivak dalam novel Noire Précieuse (2020) karya Asya Djoulaït. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan pernyataan terkait mimikri dan ambivalensi. Setelah peninjauan, kedua teori digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mimikri dilakukan dalam wujud fisik melalui praktik pemutihan kulit (depigmentasi), bentuk penampilan seperti mengubah gaya rambut, dan bentuk tuturan. Depigmentasi adalah praktik memutihkan kulit dengan krim berbahaya. Praktik ini dapat menyebabkan iritasi bahkan kanker kulit. Tetapi Oumou dan perempuan-perempuan imigran Pantai Gading melakukannya agar lebih mudah menemukan suami dengan berpenampilan seperti wanita Prancis. Agar terlihat lebih mirip dengan wanita Prancis, mereka mengubah cara mereka berbicara dengan menyembunyikan huruf "r" saat berbicara dalam bahasa Prancis. Mimikri ini menciptakan ambivalensi yang kuat dalam bentuk mental dan bahasa. Perempuan subaltern tidak hanya mengalami tekanan dari kelas penguasa, tetapi situasi subordinasi juga bisa terjadi di antara perempuan subaltern.

This research on postcolonialism is based on the method of descriptive analysis of postcolonial theory by Homi K. Bhaha and the theory of the subaltern by Gayatri C. Spivak in the novel Noire Précieuse (2020) by Asya Djoulaït. Data collection was done by gathering statements regarding mimicry and ambivalence. After the declarative review was completed, the two theories were used to analyze the collected data. The result of this study shows that mimicry is carried out in a physical form through practice of skin whitening (depigmentation), forms of appearance such as changing hairstyles, and forms of speech. Depigmentation is the practice of bleaching the skin with harmful creams. This practice can cause irritation and even skin cancer. However, Oumou and Ivorian women immigrants practice it because they want to find husbands more easily by looking like French women. In efforts to look more like French women, they have changed the way they speak by hiding the "r" when speaking in French. This mimicry creates a strong ambivalence in mental and language form. Subaltern women not only experience pressure from the ruling class, but situations of subordination can also occur among subaltern women.

Kata Kunci : poskolonialisme, mimikri, ambivalensi, subaltern, Noire Précieuse

  1. S1-2023-439555-abstract.pdf  
  2. S1-2023-439555-bibliography.pdf  
  3. S1-2023-439555-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2023-439555-title.pdf