Laporkan Masalah

Tajong Samarinda: Produksi Budaya di Kota Samarinda, Kalimantan Timur

LIFYATIN A'INIYAH, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A.

2023 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGI

Keragaman penduduk di Kota Samarinda memunculkan berbagai budaya yang beragam pula melalui adanya praktik sosial. Terjadinya kontak sosial budaya yang saling berbeda di ruang yang sama berkontribusi dalam produksi budaya di Kota Samarinda. Adanya kontak sosial budaya oleh orang-orang Bugis Wajo kemudian melahirkan sebuah artefak yang dikenal dengan Tajong Samarinda. Meskipun Tajong Samarinda ditenun oleh perempuan Bugis Wajo, namun keberadaannya diakui sebagai ikon Kota Samarinda. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran situasi sosial budaya Kota Samarinda dan Tajong Samarinda. Kemudian mengidentifikasi proses popularisasi Tajong Samarinda dan menganalisa faktor yang mendorong terjadinya popularisasi. Yang terakhir adalah menganalisa dampak yang terjadi setelah Tajong Samarinda menjadi ikon Kota Samarinda. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi di lingkungan Kampung Tenun Samarinda dan Kota Samarinda pada bulan April sampai dengan Juni 2022. Adapun wawancara dilakukan dengan delapan pihak terkait dalam popularisasi Tajong Samarinda yaitu, 2 orang penenun, 3 orang dari Pemkot Samarinda, dan 3 orang dari DEKRANASDA Kaltim. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisa menggunakan konsep affective moves (transit, transisi, transformasi) dan social practice, yang didukung pula dengan teori-teori pendukung lain. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa munculnya Tajong Samarinda sebagai ikon Kota Samarinda berkaitan dengan aksi popularisasi yang dilakukan oleh Pemkot Samarinda. Tajong Samarinda mengalami proses transit dan transisi pada motif dan materialnya karena adanya dorongan dari proses komodifikasi dan proses estetikasi. Aksi popularisasi ini pula memberikan dampak-dampak tertentu terhadap Tajong Samarinda, masyarakat penenun, maupun aktor yang terlibat. Keterlibatan aktor dalam aksi popularisasi menimbulkan adanya relasi kuasa Aktor melalui relasi kuasa dan modal yang dimilikinya mampu mempengaruhi adanya transofrmasi yang terjadi pada penenun membawa dampak pada praktik sosial budaya di ruang lingkupnya.

The diversity of the population in Samarinda raised various diverse cultures through social practices. The contact of different socio-cultural cultures that occurred in the same space contributes to cultural production in Samarinda. The socio-cultural contact made by the Bugis Wajo people then gave birth to an artifact known as Tajong Samarinda. Even though Tajong Samarinda was woven by Bugis Wajo women, its existence is recognized as the icon of Samarinda. Therefore, this study aims to provide an overview of the socio-cultural situation of Samarinda and Tajong Samarinda itself. Identifying the process of popularization that occurred to Tajong Samarinda and analyzing the factors that encourage the popularization. The last one is to analyze the impact that occurred after Tajong Samarinda became known as the icon of Samarinda. Observations on Tajong Samarinda, Kampung Tenun and Samarinda were done form April to June 2022 as one of the research methods. To support the findings, interview also conducted with 2 weavers, 3 people from the government and 3 people form DEKRANASDA Kaltim. The data that has been collected is then analyzed using the concept of affective moves (transit, transition, transformation) and social practice, which is also supported by other theories. The findings indicate that the arouse of Tajong Samarinda as the icon of Samarinda is related to the popularization act by the Municipal Government of Samarinda. Tajong Samarinda experiences the process of transit and transition through its motives as well as its materials generated by the commodification process and the aesthetication process. This popularization act also brought certain impacts on Tajong Samarinda, the weaver community, and the actors involved. The Actor's involvement in the popularization act evokes power relations. Actors through their power and capital relations can influence the transformation that occurs in weavers which has an impact on their socio-cultural practices.

Kata Kunci : Samarinda, Tajong, Popularisasi, Ikon, Sosial-budaya

  1. S2-2023-467010-abstract.pdf  
  2. S2-2023-467010-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-467010-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-467010-title.pdf