Laporkan Masalah

KONSEP MERDEKA BELAJAR DALAM KURIKULUM MERDEKA DITINJAU DARI PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENGUATAN KARAKTER PELAJAR INDONESIA

Gede Agus Siswadi, Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.S., M.Hum

2022 | Tesis | MAGISTER FILSAFAT

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis filsafat pendidikan yang mendasari pengembangan Kurikulum Merdeka di Indonesia serta lebih khususnya akan mengevaluasi terkait dengan dasar filosofis pengembangan Kurikulum Merdeka dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. Oleh karenanya, pertanyaan pokok yang dirumuskan di dalam penelitian ini setidaknya ada tiga: 1) apa dasar filosofis dari pengembangan Kurikulum Merdeka di Indonesia? 2) bagaimana pandangan filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara terhadap konsep Merdeka Belajar dalam Kurikulum Merdeka? 3) bagaimana relevansi Kurikulum Merdeka terhadap penguatan karakter pelajar Indonesia? Tiga pertanyaan pokok tersebut akan bisa dijawab setelah memaparkan terlebih dahulu terkait dengan beberapa hal penting mengenai Kurikulum Merdeka mulai dari struktur dan komponen hingga pada dasar filosofis dari pengembangan kurikulum tersebut. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif dengan model penelitian historis faktual mengenai tokoh. Objek material dari penelitian ini adalah kebijakan Kurikulum Merdeka, sedangkan objek formal dari penelitian ini adalah pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan. Penelitian ini berjalan dengan empat tahap yakni pengumpulan data, analisis data, refleksi kritis dan tahap penyusunan laporan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research). Sedangkan cara analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan empat unsur metodis yakni deskripsi, interpretasi, idealisasi, dan juga refleksi kritis. Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan utama, yakni Pertama, Kurikulum Merdeka memiliki landasan filsafat pendidikan dengan sifat eklektik inkorporatif dengan diwarnai oleh aliran filsafat pendidikan yang saling konstruktif diantaranya adalah aliran filsafat pendidikan idealisme, realisme, esensialisme, pragmatisme, perenialisme, eksistensialisme, progresivisme dan rekonstruksionisme. Kedua, konsep Merdeka Belajar dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan memiliki titik simpul yang sama yakni pada upaya memberikan kemerdekaan anak didik dalam hal mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh anak didik sesuai dengan keunikan dari masing-masing anak didik. Ketiga, relevansi Kurikulum Merdeka pada penguatan karakter pelajar Indonesia tercermin dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, sehingga anak didik akan memiliki kecerdasan spiritual, emosional dan juga kecerdasan sosial.

This study aims to find and analyze the educational philosophy that underlies the development of the Merdeka Curriculum in Indonesia and more specifically to evaluate the philosophical basis for the development of the Merdeka Curriculum with Ki Hadjar Dewantara's thoughts on education. Therefore, the main questions formulated in this research are at least three: 1) what is the philosophical basis for the development of the Merdeka Curriculum in Indonesia? 2) What is the view of Ki Hadjar Dewantara's educational philosophy on the concept of Merdeka Belajar in the Merdeka Curriculum? 3) how is the relevance of the Merdeka Curriculum to strengthening the character of Indonesian students? These three main questions will be answered after first explaining some important things about the Merdeka Curriculum, starting from the structure and components to the philosophical basis of curriculum development. This research is qualitative research with a factual historical research model about the character. The material object of this research is the policy of the Merdeka Curriculum, while the formal object of this research is Ki Hadjar Dewantara's philosophical thoughts about education. This research runs in four stages, namely data collection, data analysis, critical reflection, and the stage of preparing research reports. Data collection is done by means of library research. Meanwhile, the data analysis method used in this research is by using four methodical elements, namely description, interpretation, idealization, and also critical reflection. This study produces three main conclusions, namely First, the Merdeka Curriculum has a philosophical foundation of education with an incorporative eclectic nature characterized by mutually constructive educational philosophy schools including the educational philosophy of idealism, realism, essentialism, pragmatism, perennials, existentialism, progressivism and reconstructionism. Second, the concept of Merdeka Belajar with Ki Hadjar Dewantara's thoughts on education has the same node, namely in the effort to give students independence in terms of developing all the potential possessed by students according to the uniqueness of each student. Third, the relevance of the Merdeka Curriculum to strengthening the character of Indonesian students is reflected in the project to strengthen the profile of Pancasila students, so that students will have spiritual, emotional, and social intelligence.

Kata Kunci : Merdeka Curriculum, Merdeka Belajar, Ki Hadjar Dewantara, Character

  1. S2-2022-481871--tableofcontent.pdf  
  2. S2-2022-481871-abstract.pdf  
  3. S2-2022-481871-bibliography.pdf  
  4. S2-2022-481871-title.pdf