SPIRAL KEKERASAN DAN PENGAMBINGHITAMAN DALAM NOVEL JAWARA: ANGKARA DI BUMI KRAKATAU KARYA FATIH ZAM
HAIRINI NUR HANIFAH, Dr. Aprinus Salam, M. Hum
2022 | Tesis | MAGISTER SASTRAINTISARI Novel Jawara (2011) karya Fatih Zam mengangkat persoalan hasrat manusia dan relasinya dengan objek yang diinginkan dan mediator sebagai penjembatannya. Relasi ini menjadi dasar tumbuhnya keinginan meniru atau mimetic desire. Tiru meniru menghasilkan persamaan keinginan yang mengerucutkan objek sehingga diperebutkan oleh banyak pihak. Rivalitas tidak serta merta melemahkan keinginan memiliki objek, sebaliknya kekerasan muncul sebagai upaya untuk mengalahkan rival. Lingkaran setan terbentuk ketika perdamaian dikalahkan dendam. Dalam lingkaran tersebut, pengambinghitaman dilakukan sebagai solusi meredamkan kekerasan. Fenomena ini sejalan dengan pemikiran Rene Girard terkait mimetic desire yang digunakan untuk mengungkap posisi subjek, objek, dan mediator sebagai dasar terjadinya rivalitas dan kekerasan. Selanjutnya, violence digunakan untuk membongkar sebab akibat konflik yang terus berputar menjadi lingkaran setan kekerasan dan scapegoat untuk menguak skema pengambinghitaman dalam memecahkan ketegangan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, penian ini bertujuan untuk mengungkap tokoh-tokoh yang melakukan peniruan, menghasratkan sesuatu, dan menentukan model yang memediasi tokoh, menemukan alasan dan akibat kekerasan, dan dapat mengidentifikasi motif yang menghadirkan tokoh-tokoh yang dikambinghitamkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa spiral kekerasan terjadi saat individu ataupun kelompok sebagai subjek yang memiliki penghasratan yang sama terhadap kitab serat cikadueun berkompetisi dengan sengit. dalam novel Jawara, manusia berada dalam bayangan kekerasan. Hal ini terekam dalam relasi guru dan murid, kawan dan model yang bisa saja berubah karena hasrat memiliki menjadi penting bagi subjek. Pada posisi ini, konflik kekuasaan, kekerasan santri ataupun jawara, dan dendam nyawa dibayar nyawa muncul membentuk lingkaran setan bernama spiral kekerasan. Proses perdamaian diupayakan untuk menghentikan kekacauan, tetapi serigkali gagal. Itulah sebabnya, kambing hitam hadir sebagai paradoks, menjadi penjembatan para jawara dalam penghasratannya terhadap ilmu kanuragan. Akan tetapi, disisi lain ia hadir sebagai mitos yang dikambinghitamkan.
ABSTRACT The novel Jawara (2011) by Fatih Zam raises the issue of human desire and its relationship with the desired object and the mediator as a connection. This relationship is the basis for the growth of the desire to imitate or mimetic desire. The imitation of imitation produces an equation of desire that narrows the object so that it is contested by many parties. Rivalry does not necessarily weaken the desire to have objects, on the contrary, violence appears as an attempt to defeat rivals. A vicious cycle of violence is formed when peace is defeated by revenge. In this circle, scapegoating is done as a solution to reduce violence. This phenomenon is in line with Rene Girard's thoughts regarding mimetic desire, which reveals the position of the subject, object, and mediator as the basis for rivalry and violence. Furthermore, violence is used to uncover the causes and effects of conflicts that continue to turn into a vicious cycle of violence and the scapegoat to uncover scapegoating schemes in solving community tensions. In this regard, this study aims to reveal the characters who imitate, desire something, and determine the model that mediates the character, find the reasons and consequences of violence, and can identify the motives that present the scapegoated characters. The results of this study indicate that a spiral of violence occurs when individuals or groups as subjects who have the same desire for Kitab Serat Sikadueun compete fiercely. In the novel Jawara, humans are in the shadow of violence. This is recorded in the relationship between teacher and student, friends and models that may change because the desire to have becomes important to the subject. In this position, conflicts of power, violence against santri or champions, and revenge life for life appear to form a vicious circle called a spiral of violence. Peace processes have attempted to stop the chaos, but have often failed. That is why, the scapegoat is present as a paradox, being a bridge for jawara in their passion for ilmu kanuragan. However, on the other hand, it is present as a myth that is scapegoated.
Kata Kunci : Jawara, hasrat segitiga, kekerasan, pengambinghitaman