Laporkan Masalah

Beradaptasi di Rumah Sendiri: Upaya Seka Teruna dan Krama Desa Tenganan Pegringsingan, Bali, dalam Menjaga Kekondusifan Ritual Mekare-kare (Perang Pandan)

NI PUTU PRAJNA P. S., Mubarika Dyah Fitri Nugraheni, S.Ant., M.A.

2022 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Masuknya pariwisata ke Pulau Bali membuat beberapa ritual di Pulau Bali menarik perhatian dunia, salah satunya adalah ritual mekare-kare yang terdapat di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Akibatnya, antusiasme masyarakat luar untuk merasakan menjadi partisipan dalam pelaksanaan ritual mekare-kare tidak dapat dihindari. Hadirnya partisipan luar dalam pelaksanaan ritual mekare-kare memunculkan berbagai pandangan dan permasalahan baru. Hal ini memaksa masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan untuk bersikap adaptif terhadap adanya partisipasi orang luar dalam pelaksanaan ritual mekare-kare. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami pandangan dan permasalahan apa saja yang muncul sejak adanya partispasi orang luar dalam pelaksanaan ritual mekare-kare dan bagaimana upaya adaptasi seka teruna dan krama desa untuk menjaga kekondusifan pelaksanaan ritual tersebut. Penelitian dilakukan pada November 2021 sampai Juli 2022. Data diperoleh dengan metode in-depth interview dengan sembilan informan, observasi lapangan, dan studi pustaka. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan disajikan dalam bentuk teks naratif. Hasil penelitian menunjukan bahwa para teruna dan anggota krama desa telah melakukan beberapa upaya adaptasi demi menjaga kekondusifan pelaksanaan ritual mekare-kare. Upaya-upaya tersebut adalah mengadakan pembagian sesi dan memberikan kostum khusus untuk seka teruna dan krama desa Tenganan Pegringsingan. Upaya adaptasi tersebut juga dilakukan guna menjaga suasana sakral dalam pelaksanaan ritual mekare-kare.

Tourism in Bali has caused several rituals on the island to become the focus of the world's attention, including the mekare-kare ritual in Tenganan Pegringsingan Adat Village. As an implication, the enthusiasm of the outsiders to feel how is it like to be a participant in the implementation of the mekare-kare ritual could not be avoided. The presence of participants from outside of the Tenganan Pegringsingan Adat Village in the implementation of mekare-kare ritual raised new views and problems. These views and problems forced the people of the Tenganan Pegringsingan Adat Village to be adaptive to the participation of outsiders in the implementation of the mekare-kare ritual. This study uses qualitative methods to understand the views and problems that have arisen since the participation of outsiders on the implementation of mekare-kare ritual and how seka teruna and krama desa adapt to maintain the conduciveness of the ritual implementation. This research was conducted from November 2021 to July 2022. The data were obtained using in-depth interview with nine informants, field observation, and literature study. The data that has been obtained are then analyzed with qualitative descriptive method and presented in the form of descriptive text. The result of this study shows that the teruna and krama desa had made several adaptation efforts in order to maintain the conduciveness of the mekare-kare ritual. These efforts included holding special sessions and providing special costumes for seka teruna and krama desa. These adaptation efforts were also intented to maintain the sacredness of the mekare-kare ritual.

Kata Kunci : ritual, partisipasi orang luar, pandangan, permasalahan, adaptasi

  1. S1-2022-424767-abstract.pdf  
  2. S1-2022-424767-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-424767-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-424767-title.pdf