Laporkan Masalah

Perencanaan Kawasan Koridor Jalan Kedasih dan Jalan Cendrawasih I dengan Konsep Shopping Street Di Kawasan Kota Lama Semarang

ABISHA HARYO PRATAMA, Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D.; Isti Hidayati, S.T., M.Sc., Ph.D.

2022 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Jalan Kedasih dan Jalan Cendrawasih I merupakan koridor jalan lokal di kawasan Kota Lama Semarang. Jalan Kedasih menghubungkan Jalan Letjen Suprapto (jalan arteri) dengan Jalan Merak (mengitari Polder Tawang) sementara Jalan Cendrawasih I menghubungkan Jalan Cendrawasih di timur dengan Jalan Taman Srigunting yang terletak di tengah-tengah Kota Lama. Kawasan koridor jalan ini didominasi oleh fungsi permukiman, walaupun secara formal diarahkan sebagai area komersial (Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2020). Beberapa bangunan cagar budaya di kawasan ini dibiarkan terbengkalai dan menjadi tempat berkumpul tunawisma yang mengindikasikan potensi masalah sosial akibat sepinya aktivitas. Perencanaan koridor komersial menggunakan konsep shopping street dengan mengintegrasikan aspek anchoring, placemaking, safe connection, dan multi-use parking yang berorientasi pada pergerakan pedestrian yang berkelanjutan. Aspek urban heritage juga menjadi prioritas perencanaan kawasan dengan mengedepankan konservasi dan pemanfaatan bangunan komersial. Penyusunan alternatif rencana dilakukan dengan menggunakan metode Soft System Methodology (SSM) yang dilanjutkan dengan SCAMPER. Alternatif rencana dipilih menggunakan metode Analytical Hierarchial Process (AHP). Perencanaan kawasan koridor jalan ini didasarkan pada preseden shopping street di Jepang dengan zonasi komersial dan peruntukkan jalan yang ramah pedestrian. Common area ditambahkan untuk memaksimalkan ruang publik dan mengakomodasi event. Untuk menambah daya tarik dan memelihara cagar budaya, beberapa bangunan dijadikan anchor dengan fungsi komersial.

The area around Kedasih and Cendrawasih I Streets, local streets in Kota Lama, Semarang, is in need of a planning redevelopment. Kedasih Street connects Letjen Suprapto Street (arterial street) with Merak Street (Tawang Polder), while Cendrawasih I Street connects Cendrawasih Street with Taman Srigunting Street. Land uses on this area are mostly residential although the local regulation (Perda Kota Semarang 2/2020) defined it as a commercial area. Some heritage buildings in this area have been left unattended and become havens for homeless people which indicate social problems due to the lack of livability. The planning of these street corridors adapts a shopping street concept using four main principals which are anchoring, placemaking, safe connection, and multiuse parking based on pedestrian movements. Urban heritage is also prioritized through conservation of heritage buildings which will be rehabilitated to serve as commercial buildings. Planning alternatives was developed using Soft System Methodology (SSM) and SCAMPER and selected using Analytica Hierarchical Process (AHP). Shopping streets in Japan specifically Dotonbori and Shinsaibashi-suji, Japan are used as precedents. Common areas were designed to facilitate the interaction between tourists and consumer and to accommodate events and special occasions. Planning of these street corridors is expected to attract more tourists and improve the vitality of the heritage buildings by giving them new function as commercial anchors.

Kata Kunci : perencanaan kawasan koridor jalan, Kota Lama, anchoring, shopping street, urban heritage

  1. S1-2022-428563-abstract.pdf  
  2. S1-2022-428563-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-428563-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2022-428563-title.pdf