Laporkan Masalah

REPRESENTASI WACANA ECOTHEOLOGY DALAM FILM DOKUMENTER (Analisis Wacana Multimodal terhadap Film Semes7a)

RIZKY ANNISA CAHYA F, Dr. Budi Irawanto, S.IP, M.A.

2022 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Menyikapi berbagai persoalan terkait krisis ekologi serta fenomena perubahan iklim yang terjadi di tanah air saat ini, kini mulai banyak sineas Indonesia yang terinspirasi untuk memproduksi sebuah film dengan genre dokumenter yang mengangkat tema tentang isu lingkungan, salah satunya yaitu film dokumenter Semes7a (2020). Uniknya, film ini hadir dengan membawa nuansa perspektif tersendiri dalam melihat fenomena perubahan iklim serta persoalan kriris ekologi di Indonesia yang mana lebih menyorot perihal kebiasaan masyarakat (lokal) yang masih mengamalkan nilai-nilai agama, kepercayaan, serta kebudayaan setempat dalam menghormati dan menjaga hubungan harmonisnya dengan alam. Adapun wacana mengenai relasi antara agama dan lingkungan dalam hal ini dikenal dengan istilah ecotheology atau teologi ekologi (lingkungan). Dengan menggunakan analisis wacana multimodal, penelitian ini berupaya memaparkan representasi wacana ecotheology dalam film Semes7a. Metode yang digunakan mengintegrasikan Systemic Functional Grammar (SFG) yang dicetuskan oleh Halliday dan Mathiessen (2014) untuk mengkaji aspek linguistik; Visual Grammar dari Kress dan van Leeuwen (2006) untuk menganalisis elemen-elemen yang terdapat pada aspek visual; analisis intonasi suara yang mengacu pada Systemic Functional Grammar milik Halliday dan Matthiessen (2014) serta kerangka kognitif dari Cohen (2001) untuk mengkaji efek emosional dari musik latar dalam film dokumenter Semes7a (2020). Hasil temuan dari analisis dalam penelitian ini memberikan gambaran bagaimana konten dalam sebuah narasi film dokumenter mampu menyampaikan gagasan mengenai isu lingkungan, khususnya dalam kaitannya pada penangan krisis ekologi melalui perspektif agama, kepercayaan, budaya, maupun kearifan lokal atau yang dalam hal ini dikenal dengan kajian ecotheology. Peneliti menemukan bahwa status hubungan antara manusia dan alam sebagaimana digambarkan dalam kajian ecotheology yang direpresentasikan dalam film Semes7a (2020) adalah manusia bukan sebagai penguasa atas alam. Narasi dalam film tersebut ingin menunjukkan bahwa kelompok masyarakat beragama hingga masyarakat adat di Indonesia masih banyak yang mengimplementasikan nilai-nilai agama dan kepercayannya masing-masing dalam rangka menjaga kelestarian alam Indonesia yang diyakini mampu mejadi penjaga bagi ekosistem alam, dimana kelestarian alam menjadi aspek penting bagi kehidupan manusia.

Responding to various problems related to the ecological crisis and the phenomenon of climate change that is happening in the country nowadays, many Indonesian filmmakers are being inspired to produce a documentary film with the environmental issues theme. One of that is film Semes7a (2020). Uniquely, this film comes with a nuance of its own perspective in seeing the phenomenon of climate change and the issue of the ecological crisis in Indonesia which focuses more on the habits of (local) people who still practice religious values, beliefs, and local culture in respecting and maintaining harmonious relationships with nature. The discourse on the relationship between religion and the environment in this case is known as ecotheology or ecological theology. By using multimodal discourse analysis, this study attempts to describe the representation of ecotheology discourse in the film Semes7a. The method used integrates Systemic Functional Grammar (SFG) proposed by Halliday and Mathiessen (2014) to study linguistic aspects; Visual Grammar from Kress and van Leeuwen (2006) to analyze the elements contained in the visual aspect; analysis of voice intonation referring to Halliday and Matthiessen's (2014) Systemic Functional Grammar and Cohen's (2001) cognitive framework to examine the emotional effects of background music in the documentary Semes7a (2020). The findings from the analysis in this study provide an overview of how the content in a documentary film narrative is able to convey ideas about environmental issues, especially in relation to dealing with ecological crises through the perspectives of religion, belief, culture, and local wisdom or in this case known as ecotheology studies. The researcher found that the status of the relationship between humans and nature as described in the ecotheology study represented in the film Semes7a (2020) is that humans are not the rulers of nature. The narrative in the film wants to show that many religious community groups to indigenous peoples in Indonesia still implement their respective religious values and beliefs in order to preserve Indonesia's nature which is believed to be able to become guardians of natural ecosystems, where natural preservation is an important aspect for human life.

Kata Kunci : ecotheology, representasi, film dokumenter, analisis wacana multimodal

  1. S1-2022-409865-abstract.pdf  
  2. S1-2022-409865-bibliography.pdf  
  3. S1-2022-409865-tableofcontents.pdf  
  4. S1-2022-409865-title.pdf