Laporkan Masalah

Cintamu Tak Seberat Muatanku (Analisis Representasi Cinta Sopir dalam Tulisan dan Gambar di Truk)

HENDRYCUS E A P, Prof. Dr. Heru Nugroho

2021 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

"Tanpaku, kau tak bisa menulis skripsi itu" ujar mas Thoriq sambil tertawa lepas ketika penulis berbincang dengan dirinya di sebuah kedai kopi dekat perbatasan Kulon Progo dan Sleman. Bagaimana pun kata-kata itu selalu terngiang bagi penulis, mengingatkan kembali akan krusialnya peran seorang sopir di kehidupan penulis. Disisi lain, seorang sopir memiliki tanggungan pekerjaan yang tak semua orang mampu menanggung. Kecepatan, keefektivitasan waktu, dan ketepatan dalam mengantarkan barang menjadi makanan sehari-hari yang tak luput dari pekerjaan seorang sopir. Makan, tidur, berdoa di kabin sempit sebuah truk merupakan aktivitas yang dijalani sang sopir supaya dapur tetap mengepul. Belum lagi seorang sopir juga harus menerima risiko bahaya dalam kegiatannya. Membawa sebuah kuda besi dengan berat berton-ton bukanlah hal yang bisa dengan mudah dijalankan. Terlebih harus berpacu dengan waktu untuk mengantarkan barang-barang yang ia bawa. Hal inilah yang menjadi menarik ketika melihat tulisan dan gambar di belakang truk. Terlebih dalam konteks tema cinta. Tema yang digemari oleh masyarakat luas karena dirasa sangat membumi. Tulisan dan gambar yang ada merupakan representasi dari budaya dan kehidupan seorang sopir dalam bekerja. Tak mulu untuk menghibur pengendara lain yang lewat, namun juga adalah bentuk dari kesadaran budaya mereka yang kemudian ditulis dan digambarkan dalam truk yang dibawa. Membaca tulisan dan gambar itu perlu dilakukan dengan memahami budaya seorang sopir. Budaya yang menjadi pintu bagi penulis untuk dapat mengkaji makna-makna cinta yang terkandung di tulisan dan gambar truk.

"Without me, you can't write that thesis," said Mas Thoriq, laughing out loud when the writer talked with him at a coffee shop near the Kulon Progo and Sleman border. However, those words always ring out for the writer, reminding him of the crucial role of a driver in the writer's life. On the other hand, a driver has job responsibilities that not everyone can afford. Speed, time effectiveness, and accuracy in delivering goods are the daily staples of a driver's job. Eating, sleeping, praying in the cramped cabin of a truck are activities that the driver undertakes to keep the kitchen steaming. Not to mention that a driver must also accept the risk of danger in his activities. Carrying an iron horse weighing tons is not something that can be easily carried out. Moreover, he had to race against time to deliver the goods he brought. This is what becomes interesting when you see the writing and pictures on the back of the truck. Especially in the context of the theme of love. The theme is favored by the wider community because it feels very down to earth. The writings and pictures are a representation of the culture and life of a driver at work. Not only to entertain other passersby, but also a form of their cultural awareness which is then written and illustrated in the truck they are carrying. Reading the writings and pictures needs to be done by understanding the culture of a driver. Culture is the door for writers to be able to examine the meanings of love contained in the writings and pictures of trucks.

Kata Kunci : Budaya, Representasi, Memahami, Cinta

  1. S1-2021-399459-abstract.pdf  
  2. S1-2021-399459-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-399459-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-399459-title.pdf