Laporkan Masalah

KETERKAITAN ANTARA KINERJA LAYANAN BRT TRANS PADANG DENGAN KONDISI STRUKTUR RUANG DAN POLA RUANG WILAYAH KOTA PADANG

FUJI NOVA AMELYA, Dr. Yori Herwangi, ST., MURP.

2021 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kota Padang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Barat sekaligus menjadi salah satu gerbang aliansi Hindia untuk ekspor komoditi industri maupun hasil alam Sumatera. Dengan menyandang status ibukota, Kota Padang pun tidak luput dari permasalahan transportasi salah satunya adalah tidak adanya transportasi umum berkapasitas besar yang dapat menampung penumpang dalam skala yang banyak sehingga menimbulkan kemacetan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dioperasikan BRT Trans Padang sejak tahun 2014. Namun ternyata hal ini belum dapat mengubah pola berkendara penduduk yang masih mengandalkan kendaraan pribadi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui performance level pengguna dan mengungkapkan keterhubungan antara kinerja layanan BRT Trans Padang dengan kondisi struktrur ruang dan pola ruang wilayah. Melalui pendekatan deduktif dan mix method maka variabel yang digunakan yaitu kinerja layanan, guna lahan, permintaan perjalanan, aksesibilitas dan sistem jaringan pelayanan. Dalam pengidentifikasian kinerja layanan akan diungkapkan melalui persepsi pengguna dan standar operasi angkutan umum. Identifikasi kinerja layanan akan dilakukan dengan sepuluh indikator dan empat diantaranya yaitu load factor, waktu tempuh, perpindahan dan biaya perjalanan. Untuk mengetahui keterhubungan pelayanan angkutan dengan pola ruang digunakan analisis guna lahan, pola pergerakan penduduk serta potensi permintaan perjalanan. Sedangkan untuk mengetahui keterhubungan pelayanan angkutan dengan struktur ruang dianalisis melalui skalogram, Spatial-Multi Criteria Analysis (SMCA), konektivitas wilayah dan jaringan pelayanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengguna merasa puas dengan layanan BRT Trans Padang serta terdapat keterkaitan antara kinerja layanan BRT Trans Padang dengan tata ruang wilayah Kota Padang. Kinerja load factor dan waktu tempuh dipengaruhi oleh pola ruang wilayah sedangkan perpindahan dan biaya perjalanan dipengaruhi oleh struktur ruang wilayah. Layanan BRT Trans Padang belum sepenuhnya menjadikan aspek struktur ruang dan pola ruang sebagai hal yang penting untuk meningkatkan kinerja BRT Trans Padang yang mengakibatkan kinerja BRT Trans Padang belum optimal. Berdasarkan kondisi pola ruang, terdapat beberapa daerah potensi untuk permintaan pelayanan angkutan umum diantaranya Kecamatan Padang Timur, Padang Selatan dan Nanggalo. Sedangkan kondisi struktur ruang, kawasan pusat kota yang memiliki intensitas kegiatan yang tinggi telah didukung dengan konektivitas yang baik. Di sisi lain, layanan BRT Trans Padang ini belum melayani dengan potensi permintaan tinggi.

Padang City is the capital of West Sumatera Province as well as being one of the gateways for the Indies alliance for the export of industrial commodities and Sumatera natural products. By getting status of the capital city, Padang City is not free from transportation problems, one of which is the absence of large-capacity public transportation that can accommodate passengers on a large scale so will cause congestion. In order to solve this problem, the government has operated BRT Trans Padang since 2014. However, it has not been able to change the driving pattern of residents who still use private vehicles. The study was conducted to determine the performance level of the user and reveal the linkage between Trans Padang BRT performance service with spatial structure and patterns. Through deductive approach and mix method, the variables used are performance, land use, travel demand, accessibility, and service network systems. In identifying service performance, it will be disclosed through user perceptions and public transport operating standards. The identification of service performance will be carried out using ten indicators and four of them, namely leaf factor, travel time, displacement, and travel costs. To find out the relationship between transportation services and spatial pattern, land use, travel and travel demand analyzes are used. Meanwhile, to find out the linkage of transport services to the spatial structure analyzed through a scalogram, Spatial-Multi Criteria Analysis (SMCA), regional connectivity, and service networks. The analysis shows that users are satisfied when using the BRT Trans Padang and there is a relationship between the performance of the Trans Padang BRT service and the spatial layout of the city of Padang. Load factor performance and travel time are influenced by regional spatial patterns whereas displacement and travel costs are affected by the spatial structure of the region. Trans Padang BRT services have not fully made the aspect of spatial structure and spatial pattern important to improve the performance of the Trans Padang not being optimal. Based on spatial pattern conditions, there are several potential areas for demand for public transport services, including Padang Timur Sub-District, Padang Selatan Sub-District, and Nanggalo Sub-District. Meanwhile, the spatial structure condition, city center area that has a high intensity of activities supported by good regional connectivity conditions. On other hand, Trans Padang BRT service has not served the potential high demand.

Kata Kunci : BRT Trans Padang, Kinerja Angkutan Umum, Kota Padang, Pola Ruang, Struktur Ruang / Padang City, Public Transportation Performance, Spatial Patterns, Spatial Structure, Trans Padang BRT

  1. S1-2021-410113-abstract.pdf  
  2. S1-2021-410113-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-410113-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-410113-title.pdf