EFEKTIVITAS FASILITAS NON MOTORIZED TRANSPORT (NMT) DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DUKUH ATAS, JAKARTA PUSAT

VIERE NINDIRA A, Dr. rer. pol. Dyah Widiyastuti, S.T., M.C.P.

2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Tingginya jumlah penduduk di DKI Jakarta memberikan dampak, diantaranya adalah kepadatan penduduk yang tinggi sehingga memicu masalah lain, seperti kemacetan. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi kemacetan berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 44 Tahun 2017 adalah dengan mengembangkan kawasan berorientasi transit yang memiliki simpul perkembangan pada jaringan transportasi umum yang terintegrasi dan dapat diakses dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui ketersediaan fasilitas NMT, (2) mengidentifikasi aktivitas pemanfaatannya, dan (3) menilai efektivitas fasilitas NMT di Kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif yang dilakukan melalui observasi lapangan dan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Selain itu data sekunder berupa studi literatur dan dokumen terkait juga digunakan untuk melengkapi informasi. Penentuan sampel dilakukan dengan metode non random dengan teknik incidental sampling untuk pejalan kaki dan pesepeda. Analisis data pada ketiga tujuan dilakukan dengan teknik statistik deskriptif untuk menjelaskan data sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas di Kawasan TOD Dukuh Atas terbagi menjadi tiga jenis, yaitu fasilitas utama, fasilitas untuk pengguna berkebutuhan khusus, dan fasilitas pendukung. Masing-masing fasilitas memiliki kondisi yang berbeda sesuai dengan kelas jalan dan ketersediaan ruangnya. Aktivitas pemanfaatan ruang NMT sebesar 63,6% termasuk ke dalam aktivitas yang diperbolehkan, seperti interaksi sosial, sirkulasi bagi difabel, dan pemanfaatan zona bagian depan gedung. Sementara itu, jenis aktivitas yang paling sedikit adalah aktivitas yang diperbolehkan dengan syarat, yaitu berupa kegiatan usaha kecil formal (KUKF). Penilaian efektivitas fasilitas NMT dilakukan berdasarkan keberhasilan pemanfaatan fasilitas yang dilihat dari indeks walkability, indeks cyclability, persepsi kebutuhan pengguna NMT, dan hubungan antara ketersediaan dan kebutuhan fasilitas NMT. Secara keseluruhan 70% fasilitas sudah memadai dan menunjukkan bahwa fasilitas tersebut sudah efektif. Sedangkan, 30% fasilitasnya belum memadai karena beberapa faktor.

The high population in DKI Jakarta has an impact, one of which is the high population density which triggers other problems, such as congestion. One of the government's efforts to overcome congestion is based on the Regulation of the Governor of DKI Jakarta No. 44 of 2017 is to develop a transit-oriented area that has a development node in an integrated public transportation network that can be accessed on foot. Therefore, the objectives of this study were to: (1) determine the availability of NMT facilities, (2) identify their utilization activities, and (3) assess the effectiveness of NMT facilities in the Dukuh Atas TOD Area, Central Jakarta. This research was conducted with quantitative methods carried out through field observations and using a research instrument in the form of a questionnaire. In addition, secondary data in the form of literature studies and related documents were also used to complement the information. The sample was determined by non random method with incidental sampling technique for pedestrians and cyclists. Data analysis for the three objectives was carried out using descriptive statistical techniques to explain the sample data. The results showed that the availability of facilities in the TOD Dukuh Atas area was divided into three types, namely main facilities, facilities for users with special needs, and supporting facilities. Each facility has different conditions according to road class and space availability. 63.6% of NMT's space utilization activities are included in the permitted activities, such as social interaction, circulation for the disabled, and utilization of the zone in front of the building. Meanwhile, the least type of activity is the activity that is allowed on condition, namely in the form of formal small business activities (KUKF). The evaluation of the effectiveness of NMT facilities was carried out based on the successful utilization of the facilities as seen from the walkability index, cyclability index, the perception of the needs of NMT users, and the relationship between the availability and need of NMT facilities. Overall 70% of the facilities are adequate and indicate that the facilities are effective. Meanwhile, 30% of the facilities are inadequate due to several factors.

Kata Kunci : transportasi tidak bermotor (NMT), berjalan kaki, bersepeda, fasilitas NMT, kawasan berorientasi transit (TOD), Jakarta