Laporkan Masalah

SELUBUNG KOLONIAL DALAM PEMBENTUKAN SUBJEK PADA NOVEL NYAI DASIMA KARYA S.M. ARDAN: PSIKOANALISIS LACANIAN

KHAIRANI FITRI K, Dr. Pujiharto, M.Hum.

2021 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Kepopuleran kisah Nyai Dasima dalam Tjerita Njai Dasima karya G. Francis yang menjadi dokumentasi tertulis pertama dalam bentuk prosa menciptakan kegelisahan pada S.M. Ardan. Pada tahun 1960, S.M. Ardan merombak ulang kisah Nyai Dasima dan menuliskannya dalam buku berjudul Nyai Dasima. Perombakan ini menjadi sebuah wacana perlawanan dari S.M. Ardan sebagai orang yang mengidentifikasikan diri sebagai pribumi kepada G. Francis yang teridentifikasi sebagai kolonial. Perlawanan ini kemudian menciptakan subjek yang dalam teori psikoanalisis Lacan merupakan sebuah konsekuensi dari wacana. Teori psikoanalisis Lacan digunakan untuk menganalisis fenomena ini karena teori ini dapat menyingkap ruang ketaksadaran dan mekanisme-mekanisme yang bekerja di dalamnya. Perlawanan yang diwacanakan pengarang "sebenarnya" mencapai sebuah dekolonialisasi yang menghapus segala unsur penjajahan. Akan tetapi, apa yang "sebenarnya" tidaklah cukup sehingga perlu dilihat hal yang "senyatanya". Untuk mengungkap hal tersebut, perlu dilakukan analisis terhadap unsur ketaksadaran yang direpresi. Wacana resistensi Nyai Dasima dalam Nyai Dasima melahirkan subjek yang gegar akibat peran kolonial sebagai pemegang kendali dalam tatanan simbolik. Kolonial sekaligus berperan dalam mengatur hasrat subjek dalam otoritas etis. Otoritas inilah yang mengatur subjek pribumi yang lebih dulu �terintimidasi� oleh superioritas kolonial sebelum akhirnya wacana resistensi nyai muncul sebagai �suara perlawanan� dari jeratan kolonial. Akan tetapi, kegegaran adalah hal yang abadi dalam diri subjek sehingga dekolonialisasi menjadi sebuah ilusi yang menciptakan lubang inferioritas yang berkepanjangan.

The popularity of Nyai Dasima story in Tjerita Njai Dasima written by G. Francis, which became the first written documentary in prose, had made S.M. Ardan anxious. In 1960, S.M. Ardan rewrote the story of Nyai Dasima and wrote it in a book entitled Nyai Dasima. This reform became a discourse of resistance from S.M. Ardan as the person who identified himself as a native person toward G. Francis who was identified as a colonial. This resistance then created a subject which in Lacan's psychoanalytic theory is a consequence of discourse. Lacan's psychoanalytic theory is used to analyze this phenomenon because this theory can reveal the unconscious space and the mechanisms that work in it. The resistance that the author was talking about "reality" reached a decolonization which eliminated all elements of colonialism. However, something that was "reality" was not sufficient enough so it was necessary to look at "the real" thing. To reveal this, it was necessary to analyze the element of unconsciousness that was repressed. Nyai Dasima discourse of resistance in Nyai Dasima produce a shaken subject because of the colonial role as the controller in symbolic order. At the same time, colonial also played a role in regulating the subject's desires in ethical authority. It was this authority that regulated the native subjects who were 'intimidated' by colonial superiority until finally nyai's discourse of resistance emerged as the 'voice of resistance' from colonial entanglement. However, shock is something that eternal in the subject so that decolonization becomes an illusion that creates last long inferiority.

Kata Kunci : subjek, Lacan, kolonialisasi, nyai, pribumi, psikoanalisis

  1. S1-2021-394772-abstract.pdf  
  2. S1-2021-394772-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-394772-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-394772-title.pdf