Antara Distingsi dan Resistensi: Studi Pemaknaan Kaum Muda terhadap Karya dan Praktik Bermusik Band Efek Rumah Kaca
DERAQINA CHOIRUNNISA, M. Najib Azca, Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIEfek Rumah Kata merupakan salah satu band indie tanah air yang dikenal konsisten dengan isu-isu sosial politik di dalam karya musiknya. Pelabelan 'band sosial politik' yang melekat pada citra diri Efek Rumah Kaca nyatanya tidak sepenuhnya diterima oleh para personel. Situasi tersebut memunculkan suatu ambiguitas pada praktik bermusik Efek Rumah Kaca di dalam skena musik indie Indonesia yang mengalami perubahan menjadi lebih kabur dan terkontestasi. Penelitian ini membahas tentang pemaknaan penggemar sebagai konsumen budaya terhadap karya dan praktik bermusik Efek Rumah Kaca yang berada diambang ambiguitas antara distingsi dan resistensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi dan interpretasi yang dibangun penggemar terhadap karya dan kegiatan bermusik idolanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pisau analisis studi resepsi, distingsi, dan perspektif post-subkultur. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa meski konsumsi musik Efek Rumah Kaca yang dilakukan penggemar didasari kemapanan budaya konsumsi musik populer ala kelas menengah Indonesia, akan tetapi narasi atau makna yang terbentuk di kalangan penggemar tidak bersifat tunggal. Terdapat dua macam penerimaan dari penggemar ketika memaknai musik Efek Rumah Kaca yaitu secara dominan dan negosiatif meski sebagian besar makna yang terbagun nyaris serupa dengan ide dominan. Dengan mempertimbangkan proses pembentukan selera, posisi penggemar dalam ranah, dan berbagai pemaknaan yang dilakukan oleh para penggemar, rupanya hal itu belum dapat diidentifikasi sebagai sebuah keaktifan para penggemar. Dimana secara lebih luas, hal tersebut turut berimplikasi pada landasan keberhasilan Efek Rumah Kaca di dalam pertarungan skena musik indie, yang tidak hanya ditopang oleh persetujuan narasi dari penggemar dalam posisi dominan hegemonik, namun juga oleh penggemar negosiatif yang memiliki cara pandang berbeda.
Efek Rumah Kaca is an Indonesian indie band known to consistently include socio-political issues in their music. Nevertheless, the label 'socio-political band' is not fully approved by the members. This situation raises an ambiguity in the musicality of Efek Rumah Kaca in the Indonesian indie music scene which undergoes changes to become vaguer and more contested. This research discusses the reception of fans as cultural consumers of Efek Rumah Kaca's works and musical activities which is on the verge of ambiguity between distinction and resistance. The purpose of this study is to identify the perceptions and interpretations which fans build on their idol's musical works and activities. This study uses a qualitative method with analytical methods of reception study, distinction, and post-subculture perspective. Based on the research results, it is known that although the consumption of Efek Rumah Kaca's music by fans is based on the established culture of Indonesian middle-class consumption of popular music, the narrative or meaning formed among fans is not singular. There are two kinds of receptions from fans on interpreting Efek Rumah Kaca's music, namely dominant and negotiative, although most of the meanings that are built are almost the same as the dominant idea. Therefore, taking into account the process of forming musical tastes, the position of fans in the music scene, and the various interpretations done by fans, it seems that it cannot be identified as an active participation from the fans. Where more broadly, this implicated on the foundation of Efek Rumah Kaca's success in the battle in the indie music scene which is not only supported by the narrative approval from fans in a hegemonic dominant position, but by the negotiative fans who have different perspectives as well.
Kata Kunci : Efek Rumah Kaca, Penggemar, Pemaknaan, Resepsi, Distingsi, Musik Indie, Post-Subkultur