Laporkan Masalah

Ketidaksantunan Tuturan Tokoh Bagong sebagai Pembentuk Wacana Humor dalam Pertunjukan Wayang Kulit Ki Seno Nugroho

IMAM PRAKOSO, Dr. Hendrokumoro, M.Hum.

2021 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIK

Penelitian ini mendeskripsikan wacana humor yang dibentuk dari ketidaksantunan berbahasa dari segi pragmatik maupun aspek kebahasaan pada tokoh Bagong dalam pagelaran wayang kulit Ki Seno Nugroho. Hal ini dilandasi oleh adanya gejala fenomena ketidaksantunan berbahasa yang sebenarnya masih dapat diterima oleh masyarakat karena bertujuan untuk menciptakan kelucuan dalam pertunjukan wayang kulit. Data-data penelitian ini berasal dari video lakon yang diunggah di saluran resmi youtube milik Ki Seno Nugroho bernama PWKS LIVE dan Dalang Seno. Pada tahap selanjutnya data diklasifikasikan secara kualitatif berdasarkan bentuk, makna, serta fungsinya. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode padan pragmatis dan agih. Sedangkan penyajian hasil analisis data ditampilkan dengan mencamtumkan kutipan langsung dari cuplikan dialog dalam bahasa Jawa disertai transliterasi bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana humor yang dihasilkan oleh tokoh Bagong dibentuk secara pragmatik melalui ketidaksantunan berbahasa yang terdiri dari ketidaksantunan langsung, ketidaksantunan positif, ketidaksantunan negatif, serta peniadaan kesantunan. Adapun ketidaksantunan berbahasa yang dimunculkan Bagong tidak seluruhnya bernuansa kasar, namun terdapat pula ketidaksantunan berbahasa yang bertujuan untuk bercanda semata. Kemudian wacana humor juga dibentuk melalui aspek kebahasaan yang terdiri dari aspek fonologi, pertalian kata dalam frasa, pertalian antarklausa, pertalian antarproposisi, sinonimi, antonimi, metonimi, hiperbola, alusi, simile, koreksio, sarkasme, nama, deiksis, alih kode, campur kode. Dari beberapa aspek kebahasaan tersebut, teknik yang paling banyak digunakan dalam membangun wacana humor yaitu melalui pemelesetan atau permainan bahasa melalui sifat taksa pada tataran bunyi serta makna leksikal maupun gramatikal. Keseluruhan temuan baik secara pragmatik melalui ketidaksantunan berbahasa maupun aspek kebahasaan tersebut memiliki keterkaitan dengan sifat humor yang mengusung konsep ketidaksejajaran serta superioritas pada wacana dramatik. Selanjutnya, fungsi humor yang dimunculkan dari ketidaksantunan berbahasa maupun permainan bahasa pada tokoh Bagong dalam pagelaran wayang kulit Ki Seno Nugroho digunakan untuk menyindir, mengkritik, menasihati, bergurau, mengejek, serta berinteraksi dengan kru atau penonton.

This research aims to describe humor discourse that is formed by language impoliteness through the lens of pragmatic and language aspects on Bagong character in the shadow puppet show performed by Ki Seno Nugroho. The study is motivated by the occurrence of language impoliteness phenomenon that is accepted by the society since the objective is to create humor during the shadow puppet show. The data in this research is taken from the uploaded video of Ki Seno Nugroho's official youtube channel named PWKS LIVE and Dalang Seno. The data then classified in qualitative manners based on its form, meaning, and function. This study uses the distribution and identity method, whereas the data analyzed is presented by including a direct quotation of the dialogue in Javanese, accompanied by a translation in Indonesian. The result shows that the humor discourse produced by Bagong figure is pragmatically formed by language impoliteness, comprised of bald impoliteness, positive impoliteness, negative impoliteness, and withhold politeness. While these impolitenesses are not entirely abusive, some are aimed solely to mock. The humor discourse is also formed through language aspects such as phonology, linkage word in the phrase, clauses linkage, inter proposition ties, synonym, antonym, metonymy, hyperbole, allusion, simile, correction, sarcasm, name, deixis, code-switching, and code-mixing. From these linguistic aspects, the most used technique to create humor discourse is pun or wordplay through ambiguity characters in phonological level, lexicon meaning, and grammatical level. The whole discovery in this research, be it grammatically through the language impoliteness or the language aspect, has relation with the humor characteristic that carries out the misalignment concept and superiority in dramatic discourse. Therefore, the humor function that is brought up through the impoliteness and language play in the Bagong character of Ki Seno Nugroho shadow puppet show is used to satirize, criticize, advise, mock, and interact with the crew and audience.

Kata Kunci : ketidaksantunan berbahasa, wacana humor, wayang kulit, Bagong, Ki Seno Nugroho.

  1. S2-2021-434448-abstract.pdf  
  2. S2-2021-434448-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-434448-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-434448-title.pdf