Giri Dan Ninjou Pada Film 13 Assassins Karya Takashi Miike: Analisis Semiotik Roland Barthes
ADHITYA ALVIO PUTRA, Drs. Eman Suherman, M.Hum
2020 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGPenelitian ini bertujuan untuk menemukan tanda yang ada pada film yang menggambarkan suatu fenomena dan menjelaskan maknanya. Objek material dari penelitian ini adalah film 13 Assassins karya Takashi Miike. Film ini merupakan cerita fiksi tentang 12 samurai dan satu pengembara yang dipimpin oleh samurai bernama Shinzaemon yang ditugaskan membunuh adik Shogun bernama Naritsugu. Penelitian ini mengunakan pendekatan teori semiotika milik Roland Barthes yang menggunakan dua tahap analisis pemaknaan. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan makna dari tanda-tanda dengan struktur makna ganda yang disebut denotasi dan konotasi. Dari kedua pemaknaan tersebut akan muncul "mitos" yang merupakan inti dari analisis ini. Menurut Barthes, mitos mewakili makna yang utuh sebagai tempat ideologi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis adalah membuat 7 potongan scene yang kemudian pada scene tersebut dikaji secara pemaknaan dalam dua tahap sehingga akan memunculkan makna sesungguhnya. Dengan begitu, dapat dipahami makna denotasi dan konotasinya sebagai mitos yang kemudian mitos tersebut yang akan dianggap makna film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tanda-tanda verbal maupun non verbal sebagai makna denotasi. Makna konotasi dari film ini adalah representasi etika bushido. Dari representasi etika bushido kemudian akan ditemukan makna selanjutnya yaitu giri dan ninjou . Giri merupakan istilah dalam pandangan masyarakat Jepang yang berarti hutang yang harus dibayar. Sedangkan ninjou adalah perasaan manusia. Hanbei menunjukkan giri yang kuat terhadap tuannya dengan melindunginya hingga mati. Sedangkan Shinzaemon yang berjuang melindungi kesejahteraan rakyat menunjukkan ninjou karena bersimpati terhadap rakyat. Giri dan ninjou yang direpresentasikan oleh tindakan Hanbei dan Shinzaemon inilah yang dianggap sebagai mitos dalam film.
This research aims to find the signs in the film that representing a phenomenon and explain its meaning. The object of this research is a movie entitled film 13 Assassins by Takashi Miike. This film is a fictional story about 12 samurai and one traveler led by a samurai named Shinzaemon who was assigned to kill the Shogun's younger brother, Naritsugu. This research applies semiotic approach by Roland Barthes which uses two stages of analysis of meaning. This way of analysis is used to find the meaning of the signs with a double meaning structure called denotation and connotation. In Barthes' approach, both meanings will emerge as "myths" which is also the basis of this analysis. According to Barthes, myth represents a complete meaning as a place of ideology. The steps of the analysis are, first, trimmed the film into 7 scenes. Second, review the scenes in terms of its meaning into two stages so that the real meaning will emerge. Thus, the meaning of denotation and its connotation as a myth can be understood. The myth will be considered as the meaning of the film. The results of this research conclude that there are verbal and non-verbal signs as denotative meaning. The connotative meaning of this film is a representation of bushido ethics. From that representation of bushido ethic, the next meaning called giri and ninjou will be found. Giri is a term in the Japanese society perspective which means debt that should be settled. Meanwhile, ninjou is a human feeling. Hanbei showed a strong giri towards his master by protecting him to death. Meanwhile, Shinzaemon, who protect the people's welfare, showed ninjou because he had sympathetic to the people. Giri and ninjou that are represented by the actions of Hanbei and Shinzaemon, are described the myths in the film.
Kata Kunci : 13 Assassins, etika bushido, giri, ninjou, semiotika Roland Barthes