Dari Trauma ke Trajektori: Memori Masa Lalu dan Masa Depan dalam "Tempete" oleh J.M.G Le Clezio

NADYA ANNISA NOER, Dr. Wening Udasmoro, M.HUM., DEA

2020 | Skripsi | S1 SASTRA PRANCIS

Skripsi ini membahas tentang dinamika memori melalui keterasingan dan pencarian identitas diri di dalam novella "Tempete" karya J.M.G Le Clezio. Berdasarkan dua permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan konsep postmemory oleh Marianne Hirsch dan konsep trajektori diri oleh Anthony Giddens. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk transmisi memori individual atau memori traumatis antar tokoh. Kemudian bagaimana memori tersebut dapat memengaruhi proyeksi atau trajektori diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transmisi memori di dalam cerita didorong oleh kondisi keterasingan dengan perbedaan latar belakang, dan keduanya tidak memiliki ikatan familial atau afilial. Selain itu, proses mediasi memori didorong oleh hasrat imajinasi, proyeksi dan kreasi, hingga berpengaruh dan tersalurkan pada cara pandang dan trajektori tokoh. Munculnya sebuah kompleksitas ketika memori dan postmemory melebur dalam satu pengalaman bersama. Lokasi atau "trauma site" di dalam cerita menjadi simbol perawalan dan dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Maka, memori tidak bersifat linear, begitu pula dengan interpretasi memori terhadap trajektori seseorang.

This thesis discusses the dynamics of memory through exile and the search for self-identity in J.M.G Le Clezio's novella titled "Tempete". Based on these problems, this study used the postmemory concept by Marianne Hirsch and the concept of trajectory of the self by Anthony Giddens. The purpose of this study is to determine the forms of individual memory transmission or traumatic memory between the characters. Thus, how the memory transmission or traumatic memory between the characters. Thus, how the memory can affect projection or trajectory of the self. The result shows that the memory transmission inside the story is driven by the desire for imagination, projection and creation, si that it influences then channelled into the character's point of view and trajectory. There is en emergence of complexity when memory and postmemory shared in one experience. The location or "trauma site" in the story is a symbol of conflict's beginning and closure. It can be concluded from the result that memory transmission can be affected by various facotrs. Therefore, memory is not linear neither is the memory interpretation of a person's trajectories.

Kata Kunci : transmisi memori, postmemory, trajektori diri, aktualisasi diri, memory transmission, postmemory, trajectory of the-self, self-actualisastion