Male Gaze dalam Tari Sekapur Sirih Jambi

RAHMATIKA L.S, Dr. Wening Udasmoro, SS, M.Hum., DEA ; Dr. Rr. Paramitha Dyah F, M.Hum

2020 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Intisari Tari Sekapur Sirih adalah tari penyambutan tamu agung di Kota Jambi. Tari ini ditarikan oleh 9 orang perempuan dan 3 orang laki-laki sebagai pengawal tari. Tari ini diciptakan oleh OK Hendrick BBA, seorang pegawai negeri sipil yang juga merupakan penari. Pada awalnya tari ini diciptakan khusus untuk menyambut Presiden RI saat itu, yakni Presiden Soeharto tetapi kemudian menjadi tarian wajib penyambutan tamu agung di Jambi. Walaupun dipersembahkan khusus untuk tamu agung namun tamu dari segala kelas sosial bisa melihatnya. Meskipun diklaim hanya sebagai tarian penyambutan, pada kenyataannya dalam tari ini ada aspek-aspek male gaze, yakni pandangan mata laki-laki terhadap perempuan sebagai objek kesenangan visual. Tesis ini melihat bagaimana male gaze beroperasi di dalam pertunjukan tari dan juga hubungannya dengan kelas sosial. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis menggunakan teori male gaze milik Laura Mulvey yang biasa digunakan untuk melihat male gaze di dalam film. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa male gaze yang beroperasi di dalam tari Sekapur Sirih Jambi dapat dilihat dari bentuk panggung, pencahayaan, dan gerak tari. Selain male gaze, hierarki kelas sosial juga terlihat pada posisi penonton ketika pertunjukan berlangsung. Penari yang menjadi objek dalam pertunjukan secara tidak langsung mengobjektifikasi dirinya sendiri. Self-objectification pun terjadi di dalam lingkungan sanggar tari.

Abstract Sekapur Sirih Dance is a grand welcoming dance in Jambi City. This dance is danced by 9 women and 3 men as bodyguards of the dance. This dance was created by OK Hendrick BBA, a civil servant who is also a dancer. At first, this dance was made specifically to welcome the President of the Republic of Indonesia at that time, President Soeharto but later it became mandatory to welcome the great guests in Jambi. Although it is dedicated exclusively to great guests, guests from all social classes can see it. Even though claimed only as a welcoming dance, in fact in this dance there are aspects of the male gaze, namely the view of men's eyes on women as objects of visual pleasure. This thesis looks at how the male gaze operates in dance performances and also its relationship with social classes. To answer this question the author uses Laura Mulvey's male gaze theory which is commonly used to view the male gaze in the film. The results of this study indicate that the male gaze operating in the Sekapur Sirih Jambi dance can be seen from the form of the stage, lighting, and dance movements. Besides the male gaze, the social class hierarchy is also seen in the audience's position when the performance takes place. Dancers who become objects in the show indirectly objectify themselves. Self-objectification also occurs in the dance studio environment.

Kata Kunci : Tari Sekapur Sirih, Jambi, Male Gaze, Self-Objectification