TOKOH-TOKOH PEREMPUAN YANG TERGOLONG PROFEMINIS DAN KONTRAFEMINIS SERTA IDE FEMINIST MOTHERING DALAM DRAMA MOTHER (마ë”)
IRA MEISANI SARAGIH, Febriani Elfida Trihtarani, S.S., M.A.
2020 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREAPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tokoh-tokoh perempuan yang tergolong profeminis dan kontrafeminis serta untuk mengidentifikasi ide feminist mothering yang terdapat dalam drama Mother (마ë”). Ide feminist mothering diteliti menggunakan teori feminist mothering oleh O’Reilly (2008). Ide-ide ini tercermin dalam hubungan ibu dan anak yang bermula dari hubungan guru dan muridnya. Drama Mother (마ë”) menceritakan kisah seorang guru pengganti yaitu Sujin, yang sadar bahwa salah satu muridnya, Hyena mengalami kekerasan oleh orang tuanya, mengeluarkan Hyena dari rumahnya dan berperan sebagai ibu yang membantunya. Melalui perjalanan menyelamatkan Hyena, lahirlah hubungan ibu dan anak yang menjadi sorotan utama drama. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori feminisme oleh Djajanegara (2000) untuk mengungkapkan tokoh-tokoh perempuan yang tergolong profeminis dan kontrafeminis yang dinilai dari tindakan dan perkataan para tokohnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh profeminis lebih dominan dibanding dengan tokoh kontrafeminis. Kemudian, hasil analisis menunjukkan ada dua ide feminist mothering yang menonjol dalam pengasuhan Sujin kepada Hyena. Ide pertama adalah kemandirian pada anak. Sujin percaya bahwa kemandirian pada anak adalah hal yang harus dibiasakan sejak dini terlepas kondisi apa pun yang dihadapi. Hal itu ia ajarkan kepada Hyena yang kurang mendapatkan kasih sayang dan didikan dari orang tuanya. Ide kedua adalah anak memiliki kebebasan untuk memilih. Sejak memasuki usia dewasa, Sujin terbiasa diberikan hak untuk memilih berdasarkan apa yang ia inginkan dan Sujin mengajarkan hal yang sama kepada Hyena untuk tahu apa yang menjadi keinginan Hyena. Kedua ide feminist mothering ini lahir dari adanya pengaruh Honghee sebagai ibu kandung Sujin dan Youngsin sebagai ibu adopsi Sujin. Kedua sosok ibu ini mengambil peran penting dalam membentuk karakter Sujin. Pertama, karakter mandiri Sujin. Sejak Honghee meninggalkan Sujin yang berumur enam tahun di sebuah panti asuhan antah berantah, dia menjadi seorang yang mandiri. Kedua, Sujin selalu mempunyai pilihan. Youngsin yang mengadopsi Sujin, terbiasa memberikan Sujin sebuah pilihan untuk mengejar yang ia inginkan. Hal ini terbukti setelah Sujin menyelesaikan bangku SMA, ia memilih meninggalkan cara hidup mewah ala Youngsin dan hidup dari beasiswanya. Dua ide feminist mothering ini adalah ide yang membentuk Sujin menjadi seorang ibu terhadap anak yang diadopsinya sendiri, yaitu Hyena.
This research aims to reveal the pro-feminism and the contra-feminism as believed by the female characters and to identify feminist mothering idea in drama series titled Mother. This research uses feminist mothering by O’Reilly (2008) to discover the feminist mothering ideas which are expressed through a mother and child relationship particularly as seen in the pattern of parenting which was initially started by a teacher and student relationship. The drama tells about Sujin, a substitute teacher, who realized that one of her students, Hyena got abused by her parents and tells about how Sujin finally took Hyena out of her home and helped her by becoming her adopted mother. Amid a long kidnapping journey, a beautiful mother and child relationship grew which becomes the main spotlight of the drama. This research uses feminism theory by Djajanegara (2000) to reveal the pro-feminism and contra-feminism as believed by the female lead character through their actions and words. The research finding shows that the female lead characters in the drama are strongly dominated by the pro-feminist than the contra-feminist. The research also suggests that there are two salient ideas of feminist mothering as seen through Sujin and Hyena’s relationship. First, a child’s independence in life. Sujin believed that independence in a child is a fundamental thing to do from a young age regardless of circumstances that have to be dealt with. She taught independence to Hyena who lacked her parent’s attention and upbringing. Second, a child’s freedom of choice. When Sujin was growing up, she used to be given her rights to make choices based on what she desired and Sujin taught the same thing to Hyena to let Hyena decide what she truly desired. These two feminist mothering ideas were derived from the influence of Honghee as Sujin's biological mother and Youngsin as Sujin's adopted mother. These two mothers took important roles in shaping Sujin's character. First, Sujin's independent character. Since a six-year-old Sujin was left at an orphanage in the middle of nowhere by her own mother, Sujin became an independent person. Second, Sujin always had choices of her own. Youngsin, who adopted Sujin, was accustomed to giving her a choice to pursue what she wanted. This led to Sujin leaving her mother’s lavish lifestyle and lived out of her scholarship. These two feminist mothering are ideas that shaped her in becoming a parent for her own adopted child, Hyena.
Kata Kunci : feminist mothering, profeminis, kontrafeminis, drama Mother