TRADISI NAWU SENDANG SELIRAN DI LINGKUNGAN MAKAM RAJA-RAJA MATARAM KOTAGEDE DALAM KAJIAN TEORI BENTUK SIMBOLIK ERNST CASSIRER
NURUL FAJRI K, Dr. Sartini, M. Hum.
2020 | Skripsi | S1 FILSAFATTradisi Nawu Sendang Seliran merupakan sebuah tradisi peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat di lingkungan Makam Raja-Raja Mataram, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tradisi ini merupakan tradisi yang mengandung serangkaian simbol dengan unsur bentuk-bentuk simbolik yang penuh makna dan fungsi di dalamnya. Sayangnya, masih banyak orang yang belum memahami makna simbol dalam tradisi Nawu Sendang Seliran dan hanya menganggap tradisi ini sebagai sebuah festival perayaan budaya. Jika dibiarkan, permasalahan tersebut akan menimbulkan reduksi makna suatu tradisi yang dipahami oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara komprehensif mengenai tradisi Nawu Sendang Seliran, memaparkan secara rinci makna simbolik yang terdapat dalam pelaksanaan tradisi Nawu Sendang Seliran, serta menganalisis bentuk-bentuk simbolik dan fungsinya pada tradisi Nawu Sendang Seliran dengan menggunakan teori betuk simbolik Ernst Cassirer. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian lapangan berupa wawancara narasumber dan dokumentasi. Seluruh data yang telah terkumpul diolah dengan beberapa langkah metodis, yaitu interpretasi, kesinambungan historis, deskripsi, bahasa inklusif dan heuristika. Selanjutnya, hasil penelitian ini adalah: (1) Tradisi Nawu Sendang Seliran merupakan sebuah tradisi peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang bertujuan untuk menjaga kebersihan air di dalam sendang dan menghormati Panembahan Senopati beserta keluarga Kerajaan Mataram Islam yang membuat sendang tersebut. (2) Tradisi Nawu Sendang Seliran secara filosofis mengandung makna simbolik kebersihan dan kesucian yang wajib dijaga oleh setiap manusia. (3) Bentuk-bentuk simbolik yang terdapat dalam tradisi Nawu Sendang Seliran adalah mitos, bahasa, seni, sejarah dan ilmu pengetahuan. Bentuk simbolik mitos terlihat dari pola pikir masyarakat Kotagede maupun para pengunjung yang memaknai benda-benda yang mengandung nilai mitis, seperti siwur, jodhang, gunungan dan sendang. Bentuk simbolik bahasa menjadi komponen penting yang digunakan dalam proses konstruksi atau kandungan makna, khususnya sebagai media untuk mengungkap mitos dalam tradisi. Bentuk simbolik seni yang terdapat pada busana dan aksesori yang digunakan oleh para peserta tradisi dimaknai sebagai sarana untuk menggalang kohesivitas masyarakat Kotagede agar senantiasa menjaga kelestarian seni dan kebudayaan yang dimiliki. Bentuk simbolik sejarah yang terlihat dari sejarah Kerajaan Mataram Islam dan kepemimpinan Panembahan Senopati dimaknai sebagai penghormatan bagi peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampu. (4) Selanjutnya, fungsi dari kelima bentuk simbolik ini adalah untuk memberikan makna bagi kesuluruhan tradisi Nawu Sendang Seliran, yaitu sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta, penghormatan kepada Panembahan Senopati, dan pelestarian kebudayaan Jawa oleh masyarakat Kotagede.
Nawu Sendang Seliran is a heritage local tradition in Kotagede from Islamic Mataram Kingdom which is carried out annually by the community in the Tomb of the Kings of Mataram, Kotagede, Special Region of Yogyakarta. This tradition contains a series of symbols with elements of symbolic forms that are full of meaning and function. Unfortunately, there are still many people who do not understand the meaning of symbols in the tradition and consider this tradition as a festival of cultural celebration. If left unchecked, these problems will lead to a reduction in the meaning of a tradition understood by the community. This study aims to describe comprehensively about the Nawu Sendang Seliran tradition, explain in detail the symbolic meaning contained in the implementation of the Nawu Sendang Seliran tradition, and analyze the symbolic forms and their functions in the Nawu Sendang Seliran tradition using the Ernst Cassirer symbolic betuk theory. This research is a type of qualitative research with field research methods in the form of interviewees and documentation. All data collected has been processed using a number of methodical steps, namely interpretation, historical continuity, description, inclusive language and heuristics. Furthermore, the results of this study are: (1) The Nawu Sendang Seliran tradition is a heritage of the Islamic Mataram Kingdom which aims to maintain the cleanliness of water in the spring and respect the Panembahan Senopati and the family of the Islamic Mataram Kingdom who made the spring. (2) The tradition of Nawu Sendang Seliran philosophically contains the symbolic meaning of cleanliness and purity that must be maintained by every human being. (3) Symbolic forms found in the Nawu Sendang Seliran tradition are myth, language, art, history and science. The symbolic form of myth can be seen from the mindset of the people of Kotagede and the visitors who interpret objects that contain mythic values, such as siwur, jodhang, gunungan and spring. The symbolic form of language becomes an important component used in the construction process or the content of meaning, especially as a medium to uncover myths in tradition. The symbolic form of art found in clothing and accessories used by tradition participants is interpreted as a means to foster the cohesiveness of the people of Kotagede in order to always preserve the arts and culture they possess. The symbolic form of history which is seen from the history of the Islamic Mataram Kingdom and the leadership of Panembahan Senopati is interpreted as a tribute to the historical events that occurred in the light. (4) Furthermore, the function of these five symbolic forms is to give meaning to the whole Nawu Sendang Seliran tradition, which is as a symbol of gratitude to the Creator, respect for Panembahan Senopati, and preservation of Javanese culture by the Kotagede community.
Kata Kunci : Tradisi Nawu Sendang Seliran, Teori Bentuk Simbolik, Kotagede/Nawu Sendang Seliran Tradition, Theory of Symbolic Forms, Kotagede