Laporkan Masalah

Dialektika Yang Sakral dan Yang Profan dalam Ekspresi Spiritual Pemuda Worship Dancer Gereja

SANDRA DEBORA, Dr. Oki Rahadianto Sutopo

2020 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Komunitas tari penyembahan yang digagas pemuda gereja hadir sebagai bentuk ekspresi spiritual dan ekspresi budaya pemuda. Kehadirannya sebagai keberlanjutan ibadah kontemporer gereja menjadi bukti bahwa pemuda di era globalisasi dan modernitas lanjut memiliki gaya ibadah dan penyembahan yang khas dan berbeda dari gaya ibadah dan penyembahan orang dewasa. Dalam situasi hilangnya sekat-sekat budaya, pemuda gereja berpotensi untuk menyerap nilai-nilai baru di masa transisi mereka. Pengadopsian tari modern, lagu-lagu populer, dan gaya hidup populer menjadi medium penghayatan kehadiran Tuhan oleh pemuda sekaligus bukti keikutsertaan pemuda dalam budaya global. Meski seringkali mengandung nilai kontradiktif antara penyembahan dan eksistensi diri, sebagai pemuda religius dan modern, pemuda berupaya mempertemukan keduanya, mengambil sikap dialektis atas tatanan sakral-profan agama dan kebudayaan, yang pada saat tertentu bersifat melengkapi sekaligus menegasikan. Penelitian ini berfokus pada narasi penghayatan spiritual pemuda sebagai penari gereja, dalam hal ini 6 (enam) orang pemuda yang tergabung dengan komunitas Dance for Jesus di GKI Gejayan dan Worship Dancer di GBI Aletheia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode partisipan-observasi lapangan yang berlangsung selama 5 (bulan) sejak November 2019 sampai Maret 2020. Hasil penelitian menunjukan bahwa tari modern dan lagu-lagu Kristen populer yang dibawakan pemuda hadir dalam penghayatan tubuh adalah bait Allah (sakral) sekaligus tanda keikutsertaan pemuda dalam arus budaya global atau eksistensi diri pemuda (profan). Status pemuda religius dan pemuda modern tidak hanya membentuk pemaknaan pemuda atas tari, tetapi juga mendorong pemuda untuk membentuk gaya hidup spesifik dan makna-makna khusus untuk membedakan dirinya dengan kelompok pemuda lain. Pemuda tidak sepenuhnya lepas dari tradisi religius keluarga, tetapi juga tidak sepenuhnya larut dalam arus budaya populer. Penemuan atas Yang Sakral (hierophany) dan negosiasi menjadi konsep penting yang dimiliki pemuda untuk dapat tampil sebagai pemuda religius dan modern sekaligus.

Youth worship dance community is present as a form of spiritual expression and cultural expression of youth. Its presence as a part of contemporary christian worship proves that youth generations in the globalization and modernity era have a unique and different style of worship compared to previous generations. In borderless era, youth of the church decided to absorb new values in their transition. Young people adopt modern dance, popular songs, and popular lifestyles as a medium to feel and experience God, while at the same time, it is proving youth participation in a global culture. Despite taking a contradictory values between worship and self-existence, as religious and modern youth, they bring it together, they take a dialectical way towards the sacred-profane order of religion and culture, which at the same time the values are complemented and rejected each other. The research is focused to explain spiritual experience of youth, they are 6 (six) young people who are members of Dance for Jesus at GKI Gejayan and Worship Dance Aletheia at GBI Aletheia. This is a qualitative research with participation-observation method that lasted for 5 (five) months from November 2019 to March 2020. The results of the research show that modern dance and popular christian music by youth present in the meaning of God presence (sacred) as well as a sign of youth participation in a global culture or a self-existence of young people (profane). The status of religious youth and modern youth not only shapes the youth meaning of dance, but also encourages them to make a specific lifestyle and special meanings to keep them different from others. Youth is not completely separated from the family religious traditions and not completely merges with popular culture. Hierophany and negotiation are the important concepts for youth to be a religious and modern youth at the same time.

Kata Kunci : Ibadah kontemporer, Budaya Populer, Tari Penyembahan, Spiritualitas Pemuda, Budaya Pemuda, Agensi, Status Sosial

  1. S1-2020-394679-abstract.pdf  
  2. S1-2020-394679-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-394679-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-394679-title.pdf