Laporkan Masalah

PRODUKSI PENGETAHUAN KOLONIAL/POST-KOLONIAL TENTANG BALI: STUDI KASUS CHRISTIAAN HOOYKAAS, 1939-1979

I KADEK SURYA JAYADI, Dr. Sri Margana, M.Phil.

2020 | Tesis | MAGISTER SEJARAH

Studi ini mengenai eksistensi peneliti asing dalam perspektif historiografi Indonesia. Peneliti asing yang dikaji dalam studi ini adalah Christiaan Hooykaas (C.Hooykaas), yang meneliti di Bali dari tahun 1939 hingga tahun 1979. Dia adalah seorang filolog yang risetnya menggunakan sumber manuskrip atau lontar. Ada puluhan karya tentang Bali yang dihasilkannya, baik berupa buku dan artikel. Karya-karyanya tersebut, antara lain: Surya Sevana: The Way to God of A Balinese Siva Priest (1966), Stuti and Stava (Baudha, Saiva, and Vaisnawa) of Balinese brahman priest (1971), Balinese Bauddha Brahmans (1973), dan sejumlah karya lainnya. Sebagain besar karyanya mengenai agama Hindu Bali, terutama ritus pendeta Hindu Bali. Menggunakan pendekatan post-kolonialisme, studi ini melihat kiprah dan karya-karya C.Hooykaas dalam tiga aspek, meliputi: aspek prosesual, aspek karya, dan aspek implikasi. Ketiga aspek tersebut dilihat bukan dengan sinisme maupun kebanggaan yang berlebihan. Kiprah dan karya C.Hooykaas di Bali dipandang sebagai kontinuitas historis, dan menolak pemaknaan tunggal. Dengan kata lain, studi ini menyajikan realitas-realitas alternatif, yang dilihat menggunakan metode sejarah kritis, berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder. Realitas yang ditunjukkan dalam studi ini, antara lain: keterlibatan dan kontribusi penting para informan setempat yang membantu riset C.Hooykaas di Bali. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat kelebihan sekaligus kelemahan dalam karya-karya C.Hooykaas tentang Bali, dan implikasi risetnya yang belum tampak berpengaruh dalam masyarakat Bali, yang dilihat pada era 1950-an saat berlangsungnya reformasi Agama Hindu Bali.

This study is about the existence of orientalist in the perspective of Indonesian historiography. The orientalist is Christiaan Hooykaas (C. Hooykaas), who conducted research in Bali from 1939 to 1979. He was a philologist whose research used manuscript or papyrus-leave (lontar) sources. There are dozens of works about Bali that he produced, both in the form of books and articles. His works are: Surya Sevana: The Way to God of a Balinese Siva Priest (1966), Stuti and Stava (Baudha, Saiva, and Vaisnawa) of Balinese Brahman Priest (1971), Balinese Bauddha Brahmans (1973), and a number of other works. Most of his works are pertaining to Balinese Hinduism, especially the rites of Balinese Hindu priests. By using the post-colonialism approach, this study looks at C.Hooykaas' works in three aspects, i.e. the processual aspect, the work aspect, and the implication aspect. These three aspects are not observed by cynicism or excessive pride. C.Hooykaas' works and activities in Bali is observed as a historical continuity, and decline the single meaning. In other words, this study presents alternative realities, which are observed by using the critical history methods, based on primary and secondary sources. The reality shown in this study includes: the involvement and important contribution of native informants who helped C.Hooykaas research in Bali. This study shows that there are strengths as well as weaknesses in C.Hooykaas' works about Bali, and the implications of his research have not yet appeared to be influential in Balinese society, which was seen in the 1950s during the reformation of Balinese Hinduism.

Kata Kunci : Christiaan Hooykaas, Peneliti Asing, Post-kolonialisme, Informan Tempatan, Manuskrip Bali (Lontar).

  1. S2-2020-419357-abstract.pdf  
  2. S2-2020-419357-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-419357-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-419357-title.pdf