VISUAL PLEASURE DALAM NOVEL NEMURERU BIJO KARYA KAWABATA YASUNARI
IDA PURNAMA SARI, Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA.
2020 | Tesis | MAGISTER SASTRAPembahasan mengenai perempuan tidak dapat terlepas dari posisinya dalam tatanan masyarakat. Keberadaan perempuan adalah wujud sebagai eksistensi laki-laki. Seperti halnya Jepang yang masyarakatnya menganut budaya patriarki sangat kuat. Selain dikenal dengan budaya patriarkinya, Jepang juga dikenal sebagai negara dengan industri seks terbesar di dunia. Perempuan Jepang kerap menjadi objek kenikmatan seksual (sexual pleasure) dan menjadi objek kenikmatan visual (visual pleasure). Dalam penelitian ini, akan membahas tentang visual pleasure dalam novel Nemureru Bijo karya Kawabata Yasunari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana visual pleasure dipraktikkan dalam novel Nemureru Bijo dan mengetahui alasan penting mengapa visual pleasure menjadi poin penting bagi pengarang. Penelitian ini menggunakan teori Visual Pleasure dari Laura Mulvey dengan menggunakan tinjauan feminisme. Metode pada penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini terdapat beberapa temuan, yaitu 1) dalam praktik visual pleasure, perempuan dijadikan sebagai objek kenikmatan, sebagai objek fantasi dan juga dijadikan sebagai penanda ancaman kastrasi bagi laki-laki. 2) Visual pleasure menjadi poin penting pengarang karena visual pleasure digunakan sebagai gambaran prostitusi Jepang pada tahun 1960-an. Kemudian, dengan visual pleasure pengarang menjukkan bahwa laki-laki lebih berkuasa atas perempuan. Sakaligus memperlihatkan bahwa Kawabata sebagai pengarang tidak mampu keluar dari tatanan budaya masyarakat Jepang yang patriarki.
Discussion about women cannot be separated from its position in the social fabric. The existence of women is a form of existence of men. Like Japan, the people who embrace patriarchal culture are very strong. Besides being known for its patriarchal culture, Japan is also known as the country with the largest sex industry in the world. Japanese women are often the object of sexual pleasure (sexual pleasure) and the object of visual pleasure (visual pleasure). In this research, will discuss about visual pleasure in the novel Nemureru Bijo by Kawabata Yasunari. The purpose of this study is to find out how visual pleasure is practiced in the novel Nemureru Bijo and find out the important reasons why visual pleasure is an important point for authors. This study uses the theory of Visual Pleasure from Laura Mulvey by using a review of feminism. The method in this study consisted of two stages, namely the preparation phase and the stage of conducting research using a qualitative descriptive method. The results of this study there are several findings, namely 1) in the practice of visual pleasure, women are used as objects of pleasure, as objects of fantasy and also serve as markers of castration threats for men. 2) Visual pleasure became an author's important point because visual pleasure was used as a description of Japanese prostitution in the 1960s. Then, with visual pleasure the author shows that men have more power over women. Sakaligus showed that Kawabata as the author was unable to get out of the patriarchal culture of Japanese society.
Kata Kunci : visual pleasure, perempuan, Jepang, Nemureru Bijo dan Kawabata Yasunari