FENOMENA SARACEN DALAM PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK PADA ERA POST-TRUTH PERSPEKTIF JEAN BAUDRILLARD
KUSUMA PUTRI, Dr. Supartiningsih
2020 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian ini yang berjudul Fenomena Saracen dalam Pembentukan Opini Publik Pada Era Post-Truth Perspektif Jean Baudrillard Permasalahan yang diangkat adalah mengenai fenomena Saracen, yakni kelompok penyebar hoax dan ujaran kebencian yang berkaitan dengan suku, agama dan ras melalui media sosial yang bertujuan untuk mendistorsi informasi yang berkembang di tengah masyarakat. Permasalahan ini akan dikaji lebih dalam dengan menggunakan semiotika media Jean Baudrillard. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis secara kritis mengenai fenomena Saracen dalam pembentukan opini publik pada era post-truth perspektif Jean Baudrillard. Objek material penelitian ini adalah fenomena Saracen dan objek formalnya adalah pemikiran semiotika media Jean Baudrillard. Bahan penelitian ini berasal dari buku, jurnal, artikel, dan penelitian sebelumnya yang terkait, berita-berita tentang Saracen, dan literatur yang berkaitan dengan teori-teori Jean Baudrillard. Penelitian ini menggunakan studi pustaka yang diawali dengan persiapan, inventarisasi data, klasifikasi, analisis sintesis dan evaluasi kritis. Unsur-unsur metodisnya, yaitu: Deskripsi, koherensi intern, interpretasi dan heuristik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Saracen adalah kelompok penyedia jasa penyebaran hoax, dan ujaran kebencian yang berkaitan dengan suku agama dan ras melalui media sosial. Saracen membentuk opini publik melalui distorsi informasi yang dibuatnya, hoax digunakan sebagai salah satu alat untuk menggiring opini masyarakat dan menjadikan masyarakat terfragmentasi berdasarkan kelompok yang memercayai atau menolak isu yang sedang viral. Semiotika media Jean Baudrillard memiliki kelebihan dalam menunjukkan korelasi tanda (sign),simulasi, dan hiperrealitas dalam pembentukan opini publik melalui informasi hoax yang mengindikasikan terjadinya distorsi informasi pada era kontemporer ini. Persepsi emosional yang muncul menjadi bukti bahwa posttruth benar terjadi, karena karakteristik masyarakat yang lebih menyukai isu, desas-desus daripada fakta. Kondisi ini menghadirkan ketidakjelasan antara yang benar dan salah karena masyarakat terbiasa terpapar oleh hoax yang dibuat berdasarkan fantasi dan ilusi Saracen. Opini publik yang seharusnya berdiri secara objektif namun tertipu oleh persepsi individu yang dipenuhi fantasi dan ilusi melalui hiperrealitas serta adanya ruang virtual sebagai ruang simulasi untuk merekayasa informasi.
This research entlited Saracen Phenomenon in Forming Public Opinion in Post-Truth Era of Jean Baudrillard's Perspective . The problem analyzed is about the Saracen phenomenon, which is a group spreading hoax and hate speech related to ethnicity, religion and race through social media that aims to distort the information that develops in society. This problem will be examined more deeply by using Jean Baudrillard's media semiotics. The purpose of this research is to critically analyze the Saracen phenomenon in the formation of public opinion in the post-truth era from the perspective of Jean Baudrillard. The material object of this research is the Saracen phenomenon and the formal object is Jean Baudrillard's media semiotics thought. This research materials comes from books, journals, articles and related previous research, news about Saracen, and literature relates to Jean Baudrillard's theories. This study uses a literature study that begins with preparation, data inventory, classification, synthesis analysis and critical evaluation. The methodical elements are description, internal coherence, interpretation and heuristic. The results of this research indicate that the Saracen as group hoax distribution service provider , and hate speech relating to religious and racial tribes through social media. Saracen forms public opinion through the distortion of the information it creates, hoaxes was used as a tool to lead public opinion and make people fragmented based on groups that believe in or rejects issues that are being viral. Jean Baudrillard's media semiotics has the advantage of showing the correlation of signs, simulations, and hyperreality in the formation of public opinion through hoax information that indicates the distortion of information in this contemporary era. Emotional perception that appears to be evidence that posttruth really happened, because of the characteristics of people who prefer issues, rumors over facts. This condition presents a lack of clarity between right and wrong because people are accustomed to being exposed to hoaxes based on Saracen's fantasies and illusions. Public opinion that should stand objectively but is deceived by individual perceptions filled with fantasy and illusions through hyperreality and the existence of virtual space as a simulation space to manipulate information.
Kata Kunci : Saracen, Media Semiotics , Public Opinion, Post-Truth, Hoax. Saracen, Semiotika Media, Opini Publik, Post-Truth, Hoax.