Pemaknaan Wacana Politik Agraria dalam Musik Protes (Studi Fenomenologi Pendengar terhadap Wacana Perebutan Tanah dalam Karya Musik Anggota Kolektif Saksi Nada)
SONI TRIANTORO, Budi Irawanto, M.A., Ph.D.
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASIMusik secara historis telah banyak berpartisipasi dalam aktivisme. Di Indonesia pun penggunaan musik sebagai strategi komunikasi dalam pergerakan sosial bukan barang langka. Fenomena ini bisa disaksikan dari aktivitas sederet musisi lokal yang tergabung dalam Saksi Nada, sebuah kolektif seniman yang bertujuan menjadikan seni sebagai medium penyadaran publik dan perubahan sosial. Saksi Nada terdiri dari empat solois, satu duo dan dua grup band yang seluruhnya adalah musisi yang konsisten menunjukan komitmen emansipasi dan memiliki frekuensi partisipasi yang tinggi di acara-acara aktivisme. Di antara sejumlah isu, salah satu yang paling intens disuarakan oleh para anggota Saksi Nada ini adalah perkara konflik agraria yang kian marak di Tanah Air. Penelitian ini lantas ingin mengkaji proses konsumsi makna pesan dari gerakan sosial yang menyasar persoalan agraria lewat karya musik. Peneliti menggunakan kajian tradisi fenomenologi yang menekankan amatan pada pengalaman subjektif khalayak untuk mempersepsi dan menafsirkan lagu-lagu milik anggota Saksi Nada. Peneliti memilih sepuluh pendengar lagu-lagu dari musisi kolektif Saksi Nada sebagai subjek penelitian, dan membuat klasifikasi atas pengalaman mereka mendengarkan lagu-lagu tersebut dalam berbagai konteks pengalaman. Hasilnya kemudian dianalisis menggunakan teori Interaksionalisme Simbolik yang selaras dengan perspektif fenomenologi dalam mendeskripsikan interaksi sosial dan kemunculan makna di dalamnya, didukung berbagai gagasan dari literatur-literatur terkait musik dan politik. Penelitian ini ingin memaparkan bagaimana peran pendengar dalam memberi makna dan penafsiran pada pengalaman mendengarkan lagu-lagu dari para musisi di Kolektif Saksi Nada. Selain itu, peneliti juga hendak menemukan pola-pola dari pengalaman itu untuk bisa mengarahkan mereka mengambil tindakan sosial yang berkenaan dengan makna yang mereka temukan dari lagu-lagu tersebut.
Music has historically participated extensively in activism. In Indonesia too, the use of music as a communication strategy in social movements is not a rare. This phenomenon can be witnessed from the activities of a series of local musicians who are members of Kolektif Saksi Nada, a collective of artists aimed at making art a medium of public awareness and social change. Saksi Nada consists of four soloists, one duo and two band groups who are all musicians who consistently show emancipation commitment and have a high frequency of participation in activism events. Among a number of issues, one of the most intensely voiced by the members of the Saksi Nada is the case of an increasingly widespread agrarian conflict in the country. This research then wants to examine the process of consuming meaning of messages from social movements that target agrarian problems through music. The researcher uses a study of the phenomenological tradition that emphasizes observing the subjective experience of the audience to perceive and interpret songs belonging to Saksi Nada members. The researcher selected ten listeners of songs from Saksi Nada musicians as research subjects, and made a classification of their experiences listening to the songs in various contexts of experience. The results are then analyzed using the Symbolic Interactionalism theory which is in harmony with the phenomenological perspective in describing social interactions and the emergence of meaning in them, supported by various ideas from literatures related to music and politics. This study wants to explain how the role of the listener in giving meaning and interpretation to the experience of listening to songs from musicians in Kolektif Saksi Nada. In addition, researchers also want to find patterns from the experience to be able to direct them to take social action regarding the meaning they find from the songs.
Kata Kunci : makna musik, pendengar musik, fenomenologi, interaksionalisme simbolik, Saksi Nada, lagu protes, musik politik, musik aktivisme, politik agraria, konflik agraria