Laporkan Masalah

REPRESENTASI KAUM SUB-ALTERN DALAM NOVEL DEOKHYE ONGJU

KHOIRISYA AFTI HILMINA, Febriani Elfida Trihtarani, S.S.,M. A

2019 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA

Penelitian ini menggunakan teori poskolonialisme untuk membahas permasalahan berkaitan dengan subaltern yang terdapat dalam novel Deokhye Ongju (Gwon Bee Young, 2009). Alasan penelitian ini dilakukan adalah karena novel Deokhye Ongju menggambarkan bagaimana masa invasi dan penjajahan yang dilakukan oleh Jepang pada Dinasti Joseon (Korea), serta mengungkap kehidupan putri terakhir Dinasti Joseon. Sub-altern merupakan suatu istilah dari terminologi Spivak (1988) yang merujuk pada subjek inferior sebagai pihak yang paling banyak menderita oleh pihak superior. Pihak inferior tertekan karena pihak superior memiliki kekuasan (relasi kuasa), ataupun kemampuan memengaruhi penilaian dalam sudut pandang yang mereka buat (stereotip). Oleh karena itulah, subjek inferior adalah orang-orang yang termarjinalkan, dibungkam suaranya, ditindas, atau tidak memiliki akses dalam berbagai hal, misalnya dalam kaitan imperialisme budaya, khususnya saat Jepang menjajah Joseon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku subaltern yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pihak inferior (bangsa Joseon). Selain itu juga untuk mengetahui pelbagai perlakuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pihak superior (bangsa Jepang), seperti bagaimana orang Jepang menindas hak bangsa Joseon dan bagaimana orang Jepang menilai bangsa Joseon. Untuk mengetahui itu semua, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian dalam novel yang dilakukan dan juga beracuan pada sumber sejarah, diketahui bahwa Jepang resmi meneguhkan era kolonisasinya terhadap Dinasti Joseon (Korea) setelah perjanjian Eulsaneungyak di tahun 1905. Berdasarkan novel Deokhye Ongju digambarkan bahwa perampasan kekuasaan untuk mengatur hak individual (relasi kuasa) pihak inferior terjadi pada hampir seluruh keluarga kerajaan, seperti pada tokoh Raja Gojong, tokoh Putri Deokhye, tokoh Selir Yang (ibu Putri Deokhye), atau bahkan juga pada masyarakat Joseon. Sementara itu, berdasarkan terminologi Bhabha yang berkaitan dengan stereotip, dari novel Deokhye Ongju diketahui bahwa bangsa Jepang menjadikan pihak inferior semakin terpuruk, bahkan pada tokoh anak Putri Deokhye, yaitu Jeonghye. Jeonghye bisa dimasukkan pula sebagai kaum sub-altern karena dia mengalami krisis identitas akibat darah campurannya. Namun, subjek subaltern dalam novel seakan hanya pasrah dan menyerah pada kekerasan secara fisik maupun kekerasan mental yang mereka rasakan. Kekerasan tersebut seperti pemukulan hingga mati, atau pada tokoh Putri Deokhye terlihat pada fakta bahwa dia harus berakhir menderita penyakit mental Skizophrenia hingga masa pascakolonialisasi. Dari semua fakta yang ada di novel diketahui bahwa relasi kuasa, stereotip, dan sub-altern memiliki keterkaitan satu sama lain. Pihak yang memiliki relasi kuasa yang kuat akan dengan mudah membentuk stereotip terhadap pihak inferior dengan sesukanya. Stereotip yang tersemat itu dapat dijadikan indikator untuk menunjukkan bahwa pihak inferior (bangsa Joseon) sebagai kaum subaltern.

This research applies postcolonial theory to discuss problems related to the sub-altern contained in the Deokhye Ongju novel (Gwon Bee Young, 2009). The reason why this research is conducted is that because this novel portrays how Japan invaded and colonized Joseon Dynasty (then Korea) and also discloses the life of Joseon Dynastys last princess. Subaltern is a term coined by Spivak (1988) that refers to the inferior subjects as the subjects that suffer the most from the superior subjects. The inferior subjects are depressed because the superior subjects use their power (power relations) to control over the inferior, or they use their ability to influence the judgement in making stereotypes. Therefore, inferior subjects are people who are marginalized, silenced, oppressed, or those who have no access in various ways. For example in terms of cultural imperialism, as seen in the novel, when Japan colonized Joseon. The purpose of this research is to explain the behaviour of sub-altern, in this case inferior subjects (Joseon Dynasty people). Apart from that, this research also explains various treatments carried out by superior subjects (Japanese), such as how Japanese oppressed the rights of Joseon people, and how Japanese judged Joseon people. To elaborate all of those, this research applies descriptive qualitative method. Based on the research into the novel and crosschecking with historical sources, it became clear that Japan became officially colonized Joseon Dynasty after the Eulsaneungyak Agreement in 1905. In this case, Deokhye Ongju novel confirmed and described that deprivation of power to regulate the individual rights (power relations) of the inferior subjects which encompassed almost all royal family including King Gojong,Princess Deokhye, Concubine Yang (Princess Deokhye mother), or even Joseon Dynasty community. Meanwhile, perceived from Bhabha's terminology on stereotype, Deokhye Ongju novel revealed that Japanese made the life of inferiors (Joseon people) even worse, even that of Jeonghye, Princess Deokhye daughter. It is at this point that Jeonghye can also be referred to as a sub-altern because she suffered an identity crisis due to her mixed blood. In spite of that, inferior subjects in the novel are portrayed to surrender and give up to physical and mental violence they underwent. Violence such as beating to death, or in the case of Princess Deokhye experience, she had to end up suffering with Schizophrenia until the postcolonialization period. All in all, the novel indicates that power relations, stereotypes, and sub-altern are related to one another. People with strong power relations easily make stereotypical judgement about inferior people as they please. In case of Japanese occupation of Joseon as described in the novel, stereotypical traits deliberately attached towards the inferiors by the superiors (Japanese) can be used as the basis to regard Joseon as the sub-altern.

Kata Kunci : Kata kunci: sub-altern, relasi kuasa, stereotip, poskolonialisme, novel Deokhye Ongju.

  1. S1-2019-383890-abstract.pdf  
  2. S1-2019-383890-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-383890-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-383890-title.pdf