Laporkan Masalah

BABAD PRAMBANAN : ANALISIS STRUKTUR DAN AMANAT ATAS TEKS HISTORIOGRAFI TRADISIONAL JAWA DI ABAD XX

SHINTA KOMALA, Drs. Anung Tedjowirawan, M.A

2019 | Skripsi | S1 SASTRA JAWA

Babad Prambanan adalah sebuah teks historiografi tradisional Jawa yang disalin pada 4 Maret 1927 Masehi, dan disusun dalam bentuk tembang macapat dengan menggunakan bahasa Jawa Baru. Keseluruhan teks Babad Prambanan berjumlah 54 pupuh dan terdiri atas 1659 bait. Jenis tembang macapat yang paling banyak digunakan adalah tembang Asmaradana yang digunakan sebanyak 8 kali, sedangkan jenis tembang Maskumambang dan Jurudemung hanya digunakan masing-masing 1 kali. Teks Babad Prambanan menceritakan tentang para raja yang memerintah Kerajaan Pengging, setelah pemerintahan Prabu Kusumawicitra dan Prabu Citrasoma; berdirinya Kerajaan Prambanan oleh Prabu Karungkala; peperangan antara Kerajaan Pengging melawan Prambanan; pembangunan candi batu seribu (Rara Jonggrang); pertempuran Ajisaka melawan Dewatacengkar dan terciptanya huruf Jawa; kisah cinta Panji Asmarabangun (Inokartapati) dengan Dewi Angreni, hingga dibunuhnya Dewi Angreni tersebut. Dalam penelitian ini, teori yang digunakan untuk menganalisis teks Babad Prambanan adalah teori struktural berdasarkan uraian pembagian bangunan teks puisi (karya sastra) oleh Robert Stanton. Dengan demikian yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi: karakter, latar, alur, tema, judul, sudut pandang, gaya dan nada, simbolisme, dan ironi. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Setelah menentukan dan menemukan bahan utama penelitian, yakni Babad Prambanan, maka kemudian ditentukan teori yang sesuai dengan materi penelitian, yaitu teori struktural. Pada langkah terakhir akan ditarik kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

The Babad Prambanan is a traditional Javanese historiography text that was copied on March 4, 1927 AD, and arranged in the form of tembang macapat using New Javanese. The entire text of the Babad Prambanan is 54 pupuhs and consists of 1659 stanzas. The most widely used type of macapat song is Asmaradana song which is used 8 times, while Maskumambang and Jurudemung songs are used only once. The text of the Babad Prambanan tells the story of the kings who ruled the Kingdom of Pengging, after the administrations of Prabu Kusumawicitra and Prabu Citrasoma; the establishment of the Kingdom of Prambanan by Prabu Karungkala; war between the Kingdom of Pengging against Prambanan; construction of the one thousand stone temple (Rara Jonggrang); Ajisaka's battle against Dewatacengkar and the creation of Javanese letters; Panji Asmarabangun's love story (Inokartapati) with Dewi Angreni, until the murder of Dewi Angreni. In this study, the theory used to analyze the text of the Babad Prambanan is a structural theory based on the description of the division of the building of poetic texts (literary works) by Robert Stanton. Thus what will be analyzed in this study include: character, background, plot, theme, title, point of view, style and tone, symbolism, and irony. The research method in this study is the library method. After determining and finding the main material of the study, namely the Babad Prambanan, then the theory was determined according to the research material, namely structural theory. In the final step a conclusion will be drawn based on the analysis that has been done before.

Kata Kunci : Babad Prambanan; Analisis Struktural; Amanat; Pengging; Candi Rara Jonggrang

  1. S1-2019-384067-abstract.pdf  
  2. S1-2019-384067-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-384067-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-384067-title.pdf